Salah satu keluhan disampaikan Zainudin, seorang TKI yang bekerja di Korea Selatan. Zainudin mengungkapkan, saat keberangkatan dia mesti lewat BNP2TKI untuk membeli tiket pesawat dan penginapan.
"Harga tiket pesawat lebih mahal Rp 600 ribu, harga penginapan di penampungan di Ciracas semalam Rp 500 ribu," jelas Zainudin menyampaikan keluhannya, Jumat (9/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendengar aduan itu, Hanif segera merespons. Dia berjanji akan menindaklanjuti. "Silakan membuat laporan tertulis. Jika berani, saya akan dampingi langsung. Saya lindungi bapak dan teman yang bekerja di Korea," jelas Hanif.
Selain soal pungli, Hanif juga menerima aduan dari keluarga TKI di Taiwan yang asuransi kematian ibunya belum cair. Dia berharap Hanif mau membantu.
"Ibu saya meninggal di Taiwan, jasadnya sudah dikirim pulang tetapi asuransi tidak diberikan," urai Sulaiman menceritakan kasusnya ke Hanif.
Hanif merespons dengan akan menindaklanjuti, termasuk soal TKI yang mengaku dikenakan biaya penempatan di Taiwan hingga Rp 20 juta dan dikenai aneka pungli lainnya.
"Silakan buat laporan tertulis, saya akan tindaklanjuti," tutup Hanif.
Apa yang dilakukan Hanif dengan mendengar langsung keluhan warga ini mendapat apresiasi positif. Mereka berharap agar menteri sering-sering datang mendengar keluhan dan memberi solusi.
(mad/ndr)