"Kalau belum sepakat kenapa tidak coba ikuti Demokrat. Jadi penyeimbang. Bisa mengkritik dan mendukung. Ini juga tidak di pemerintahan tapi juga tidak menjaga jarak dengan KMP," kata pengamat politik Universitas Paramadina, Djayadi Hanan saat dihubungi detikcom, Jumat (9/1/2015).
Dia mengatakan sebagai penyeimbang maka solusi antara kubu Agung Laksono dengan Aburizal Bakrie (Ical) semestinya bisa terselesaikan. Opsi ini menurutnya seharusnya diambil karena kedua kubu sejauh ini tidak ada pilihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika poin kesepakatan ini tidak tercapai maka diprediksi perpecahan di internal Golkar semakin parah karena berpotensi sampai kepengurusan di daerah. Selain sampai ke jalur hukum, diprediksi bakal memunculkan partai sempalan baru.
"Kalau tidak dicapai rekonsiliasi, tapi malah adu kuat-kuatan dampaknya perpecahan baru ke Golkar. Sampai jalur hukum imbasnya ini bisa sampai ke tingkat bawah di daerah. Ini kemunduran buat Golkar. Bukan enggak mungkin nanti muncul partai baru," sebutnya.
Seperti diketahui, tim juru runding dari masing-masing kubu yang berseteru sudah dua kali melakukan perundingan. Namun, dua kubu masih sama-sama keras terkait posisi Golkar apakah tetap atau keluar dari KMP. Kubu Agung menginginkan Golkar keluar dari KMP. Sebaliknya, kubu Ical ingin tetap berada di KMP.
(hat/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini