"Kalau sudah ketemu, barang itu mesti selalu disiram supaya nggak kering," kata Ketua Investigator KNKT untuk AirAsia QZ8501 Prof Mardjono Siswosuwarno saat ditemui detikcom di kantor KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Kamis (8/1/2015).
Alasannya, kalau dibiarkan tetap kering setelah diangkat dari laut, maka berpotensi merusak memori rekaman kotak hitam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kontainer berair itu tak mesti diisi air laut, bisa juga air tawar. Asal tetap ditaruh di air. Sebagai catatan, perilaku terhadap kotak hitam yang pernah ditaruh di peti berisi air itu sudah dilakukan kala mengevakuasi kotak hitam Adam Air pada Agustus 2007 lalu seperti gambar di atas yang diambil dari laporan KNKT.
Mardjono menambahkan, sebagian anggota tim KNKT kini sudah turun ke lapangan termasuk mengikuti kapal pencari kotak hitam, seperti KN Jadayat dan KN Andromeda.
"Di Kapal Andromeda dan Jadayat. Ada 8 orang kayaknya, tapi saya nggak tahu secara teknis di lapangannya," jelas Mardjono.
Tim Basarnas yang membutuhkan koordinasi dengan KNKT dipersilakan berkoordinasi dengan tim KNKT yang berada di lapangan itu. Seperti meminta persetujuan untuk mengangkat kotak hitam.
"Black box itu di ekor. Kita berharap ada di ekor, tapi kan bisa lepas. Kata siapa (harus seizin KNKT)? Wong di sana juga ada orang KNKT," tuturnya.
Sebelumnya, investigator KNKT Nurcahyo Utomo juga mengatakan kotak hitam itu harus diangkat dan terendam air agar tidak karatan.
"Untuk FDR beratnya sekitar 13 kilogram dan CVR sekitar 11 kilogram. Begitu diangkat, keduanya harus terus terendam air agar tidak karatan. Jadi kami sudah siapkan peti transparan untuk menyimpan itu," tutur Nurcahyo saat berbincang di Posko Tim SAR Gabungan, Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis (8/1/2015).
(nwk/nrl)