"Saya akan memanfaatkan cuaca hari ini. Prioritas saya akan pimpin sendiri. Saya akan segera ke lapangan," ucap Moeldoko kepada wartawan di Lanud Iskandar Pangkalan Bun sebelum berangkat menuju KRI Banda Aceh, Kamis (8/1/2015).
Jenderal bintang empat ini turun langsung ke lapangan. Dari KRI Banda Aceh dia mengambil komando. Di tengah cuaca buruk, ketika visibility hanya nol, Moeldoko meminta agar upaya penarikan tetap diupayakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa yang dilakukan Moeldoko hari ini mungkin patut diapresiasi. Jenderal bintang empat langsung turun ke lokasi dan melakukan pemantauan. Tapi kemudian muncul pertanyaan, bagaimana dengan komando Basarnas?
Basarnas dipimpin jenderal bintang tiga yakni Marsdya FHB Soelistyo. Selama ini seluruh komando operasi evakuasi dan pergerakan kapal selalu berada di bawah kendalinya.
Dengan Moeldoko yang bintang empat turun ke lapangan, kembali muncul pertanyaan apakah garis komando ke lapangan terganggu? Semoga saja tidak.
Konon kabarnya di lapangan sempat ada sedikit miskomunikasi. Ada perintah masuk dari Basarnas ke kapal-kapal yang melakukan evakuasi agar bergeser dari lokasi penemuan ekor itu. Kapal-kapal diminta melakukan penyisiran lagi di sekitar 1-2 Km area itu.
Pertimbangannya, ekor sudah diketahui dan dikunci, sedangkan untuk pengangkatan sulit dilakukan karena jarak pandang. Memanfaatkan waktu, kapal diminta bergerak mencari benda yang lain. Tapi di lapangan ada juga perintah agar penyelaman tetap dilakukan. Miskomunikasi ini kabarnya lagi membuat penyelam akhirnya naik ke KRI.
Belum bisa dipastikan kebenaran soal miskomunikasi ini. Tapi sekali lagi, semoga saja isu miskomunikasi tak benar dan hanya hanya rumor saja. Semua pihak telah bekerja keras dalam evakuasi AirAsia.
Seperti yang selalu dikatakan Kepala Basarnas Soelistyo, pihaknya akan berupaya mengangkat ekor pesawat dan menemukan black box. Basarnas juga tak mau meninggalkan korban.
(ndr/mad)