"MUI mengutuk keras tindakan pembunuhan beberapa anggota dan pimred majalah Charlie di Prancis karena tindakan itu bertentangan dengan nilai kemanusaian dan nilai keislaman yang rahmatan Lil alamin," kata Ketua MUI bidang Kerjasama Luar Negeri, Muhyiddin Junaidi di kantor MUI, Jalan Tugu Proklamasi, Jakpus, Kamis (8/1/2014).
Dia meminta aksi penembakan itu dilihat sebagai tindakan kriminal secara global dan bukan justru sebagai aksi ekstrim kelompok Islam tertentu. Charlie Hebdo pernah menuai protes negara-negara muslim saat media tersebut mengeluarkan kartun nabi Muhammad di tahun 2006.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di mana bumi dipijak di situ Langit dijunjung. Kita tidak bisa memusuhi yang berbeda mazhab dengan kita. Di zaman Nabi juga sudah ada yang beragama Kristen dan mereka tidak dibunuh namun justru dilindungi. Karena itu ada 'agama kamu untuk kamu dan agama saya untuk saya'," lanjut.
Menurutnya, adanya insiden penembakan ini harus menjadi kesempatan masyarakat Muslim Prancis menunjukkan toleransi, simpati dan perdamaian.
Dia sempat menyatakan kekhawatirannya bahwa aksi penembakan ini akan memberi pandangan buruk tentang Islam. Namun dia meminta orang melihat warga Muslim dari kontribusinya pada negara yang ditempatinya.
"Umat Islam harus menunjukkan dirinya menjadi bagian dari Eropa. Seperti pesepakbola Zinedin Zidane, Karim Benzema yang sudah melakukan sesuatu. Kita tunjukkan kita damai," pungkasnya.
(bil/ndr)