"Besok tanggal 8 Januari pukul 10.00 WIB, Ibu Menlu akan menyampaikan arah politik dan diplomasi Indonesia di 2015," kata Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir di kantornya, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Rabu (7/1/2015).
Dalam kesempatan yang sama, menurut Arrmanatha, Menlu Retno akan memberikan penghargaan pada karya jurnalistik terkait isu luar negeri. Acara ini akan disaksikan para diplomat Indonesia di luar negeri melalui streaming.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan setelah itu, Menlu Retno akan menghadiri pertemuan internasional seperti Africa Union di Etiopia pada tanggal 30-31 Januari sebagai anggota peninjau. Pada tanggal 27-28 Januari, Menlu Retno direncanakan menghadiri pertemuan negara ASEAN terkait ketua ASEAN baru yakni Malaysia dan pertemuan Konferensi Asia-Afrika pada April nanti.
"Tanggal 2-5 Februari, Ibu Menlu akan rapat kerja dengan seluruh kepala perwakilan di luar negeri tujuannya untuk memberikan arahan kepada para perwakilan terkait kebijakan dan arah strategi politik serta diplomasi ke depan," ucap Tata.
Pada pertemuan-pertemuan internasional tersebut, Menlu Retno akan membahas ekonomi Asia. Sementara terkait kemerdekaan Palestina, Tata menyatakan isu tersebut masih menjadi konsen pemerintah Indonesia.
"Temanya akan disetujui Bapak Presiden, ini untuk membangun ekonomi Asia dan fokus kegiatan. Kita jadi anggota peninjauan karena Afrika partner yang penting untuk Indonesia," ujar Tata.
"Terkait Palestina, itu bagian penting politik luar negeri Indonesia dan beberapa negara akan bicarakan isu ini. Dalam konteks KAA, ini isu yang penting dan dokumen akhir dari pertemuan ini mulai dibahas di New York, kita lihat nanti bagaimana outcome-nya," tambah Tata.
Sementara terkait keputusan Dewan Keamanan PBB menolak pengakuan Palestina sebagai negara merdeka, Kemlu RI melihat hal itu bukan akhir dari perjuangan Palestina. Alasan penolakan itu pun terkait kesepakatan damai Israel-Palestina.
"Resolusi itu memberikan time frame lebih jelas agar Palestina dan Israel meneruskan perundingan dengan target kesepakatan di 2017. Bukan berarti dukungan Indonesia ke Palestina selesai. Sebaliknya, kita akan kencang dukung Palestina di segala forum seperti kesempatan di KAA," ujar Tata.
(vid/aan)