Menurut Kepala Balai Arkeologi Jayapura M Irfan, Rabu (7/1/2015) di komplek makam ini ada sekitar 10 makam. Sayangnya, makam yang menjadi jejak sejarah ini tak terawat.
"Makam ini diperkirakan sejak abad ke 18," tambah Irfan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sana masih ada musik gambus, dengan rebana. Para penduduk masih memainkannya," urai dia.
Ada dua kampung yang menjadi sisa para saudagar Arab ini. Mereka juga sudah menyatu dengan penduduk setempat.
"Beberapa keturunan masih ada, banyak diantaranya sudah kawin mawin dengan penduduk lokal. Mereka sangat menjaga nilai-nilai toleransi," urai dia.
Balai Arkeologi masih melakukan survei di kawasan ini. Di dekat makam juga banyak benteng-benteng dari batu. "Mungkin ini tempat pertahanan dari bajak laut atau dari serangan lokal," tutup dia.
(ndr/mad)