800 Kg Sabu Senyap Mengendap di Dadap

800 Kg Sabu Senyap Mengendap di Dadap

Andri Haryanto - detikNews
Selasa, 06 Jan 2015 12:08 WIB
Jakarta -

Badan Narkotika Nasional (BNN) menggagalkan rencana peredaran 800 kg sabu. Sembilan tersangka diringkus, lima orang di antaranya adalah warga negara asing. Butuh kerja keras dan kesabaran mencokok gembong narkoba yang diincar tujuh negara tersebut.

"Penyelidikan dilakukan tiga tahun untuk megungkap ini," kata Kepala BNN Komjen Anang Iskandar di lokasi penangkapan, pertokoan Lottemart, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (5/1/2015) kemarin.

Juru bicara BNN Kombes Sumirat Dwiyanto mengatakan, tidak mudah untuk melakukan pengintaian terhadap pelaku, Wong Chi Ping. Dia terus bergerak ke sana kemari untuk mempersiapkan kedatangan 'Paket' dari Ghuanzho, Tiongkok. Penyamaran dilakukan agar dapat terus menempel dengan sasaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia ke Bali, Tarakan, sampai dia menginap di rumah warga dilaporkan semua," kata Sumirat.

Operasi benar-benar dibuat tertutup. Tidak saja kepada warga, tapi juga aparat kepolisian wilayah di mana target melakukan pergeseran tempat. "Agar tidak terjadi kebocoran," kata salah seorang perwira. Bahkan, razia jalanan pun dihindari agar tidak terjadi kebocoran operasi.

WCP sendiri adalah warga negara Tiongkok. Dia menikahi perempuan Surabaya agar dapat menetap lama dan menjalankan bisnisnya di Indonesia sejak 15 tahun lalu. Dia menjadi incaran beberapa negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Filipina, Thailand. Bahka Negeri Paman Sam, Amerika Serikat, serta Australia juga mengincar pria berusia 40 tahunan ini.

"Kabar yang kami terima dia juga bermain kokain," kata salah seorang perwira yang memimpin langsung operasi tangkap tangan tersebut.

WCP tergolong apik dalam mempersiapkan penyelundupan 800 kilogram sabu. Dua tahun sebelum dicokok, dia mempersiapkan rumah di bilangan Taman Surya untuk lokasi penyimpanan. Dia juga memiliki apartemen di bilangan Jakarta Barat untuk dapat mengecek segala persiapan, termasuk speedboat yang menjemput sabu di tengah lautan yang dia simpan di Dadap.

Mei 2014, penyidik menerima kabar sabu seberat 500 kg akan masuk ke Indonesia melalui jalur laut. Pemesannya tak lain adalah WCP. Namun, penyergapan gagal dilakukan. Kapal penerima karam diterjang gelombang tinggi. Alhasil, kapal ikan berbendera Tiongkok yang membawa ratusan kilo sabu, balik kanan. WCP pun mempersiapkan siasat baru.

Awal tahun, waktu yang ditunggu tiba. WCP keluar dari apartemennya dengan menggunakan motor matic. Tujuannya adalah restoran bakmi di pertokoan Lottemart. Ada transaksi 800 kg sabu. seorang WN Malaysia berinisial TST sudah menyiapkan satu unit Luxio bernomor polisi B 1207 SOQ bersama tiga orang lainnya. Mobil tersebut digunakan untuk memindahkan 42 karung sabu untuk kemudian disimpan di rumah yang sudah disiapkan di Citra Garden, Kalideres.

Satu unit mobil boks bernomor polisi B 9301 YCE memasuki pelataran parkir Lottemart Kalideres. Beberapa anggota BNN bersiaga menutup akses kawasan pertokoan dengan penutup muka dan senjata laras panjang serta pistol. Saat WCP keluar dari restoran dan menuju mobil boks untuk mengecek pesanannya, penyidik menggulungnya. Total ada sembilan orang yang dicokok, termasuk beberapa orang tersangka yang ada di dalam restoran.

Selain WCP, ada tiga tersagka juga yang berkewarganegaraan Hong Kong, mereka adalah CHN, SEP, dan TSL. Sementara satu tersangka lagi berkewarganegaraan Malaysia. Sementara itu, empat warga negara Indonesia yang digulung dalam operasi tersebut adalah berinisial FF, SL, SYD, dan ADK.

"Semula rencana mereka mau ambil paket kemarin (sehari sebelum penangkapan, Minggu), tapi karena gelombang tinggi mereka membatalkan rencananya. Baru hari Senin mereka pindahkan barangnya," kata salah seorang penyidik.

Deputi Pemberantasan BNN Irjen Deddy Fauzi el-Hakim mengatakan, sabu yang berasal dari Guanzho memiliki kualitas nomor wahid. "Sabu ini kualitas terbaik," kata Deddy dalam jumpa pers di BNN, Selasa (6/1/2015).

Deddy mengklaim pengungkapan 800 kilogram sabu adalah terbesar sepanjang sejarah. "Sepanjang sejarah pengungkapan narkotika ini yang terbesar," kata Deddy.

"November lalu kami ungkap 150 kg, itu besar, ternyata ada yang terbesar lagi, enam kali lipat dari 150 kilogram," kata Deddy.

(ahy/rjo)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads