Suriah menganggap kunjungan ilegal tersebut sebagai tindakan melanggar kedaulatan wilayahnya. Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar Ja'afari menyerukan kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon dan juga 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB untuk menekan pemerintah yang warganya terlibat kunjungan ilegal tersebut.
"Melakukan langkah yang diperlukan terhadap warga mereka yang telah masuk ke wilayah Suriah secara ilegal," sebut Ja'afari dalam suratnya, seperti dilansir Reuters, Selasa (6/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara umum, Suriah mengeluhkan kunjungan ilegal sejumlah wartawan dan tokoh ternama ke wilayahnya. Sedangkan secara khusus, Suriah mempersoalkan kunjungan ilegal McCain ke Suriah pada Juni 2013 lalu. Saat itu, juru bicara McCain sempat menyebut politikus Republik tersebut menemui pemberontak Suriah.
Selain McCain, ada juga mantan Menteri Luar Negeri Prancis Bernard Kouchner dan mantan diplomat AS Peter Galbraith yang masuk ke wilayah Suriah tanpa visa. Menurut Ja'afari, Kouchner berkunjung ke Suriah pada November 2014 lalu dan Galbraith pada Desember 2014 lalu bersama dengan sejumlah politikus dan pemimpin militer AS.
Kemudian Ja'afari menambahkan, ada juga mantan politikus Kuwait, Walid al-Tabtaba'i yang masuk ke wilayah Suriah secara ilegal pada September 2013. Menanggapi hal ini, McCain telah memberikan tanggapannya.
"Ini menyedihkan tapi juga merupakan kebenaran yang tidak mengejutkan bahwa rezim Assad (Presiden Bashar al-Assad) tidak mempedulikan pembantaian lebih dari 200 ribu pria, wanita dan anak-anak, tapi meributkan kunjungan saya menemui warga Suriah yang berani memperjuangkan kebebasan dan martabat mereka," sebutnya.
"Faktanya, masyarakat internasional tidak melakukan apapun untuk menggulingkan rezim yang buruk ini, yang kejahatannya telah menodai kesadaran moral kita," tandas McCain.
(nvc/ita)