"Analisis awal menunjukkan bahwa pesawat kemungkinan telah terbang masuk ke dalam awan badai. Kejadian serupa telah terjadi sebelumnya," demikian bagian pendahuluan analisis BMKG berjudul 'Analisis Meteorologis Kecelakaan AirAsia QZ8501' yang dikutip detikcom dari situs BMKG, Senin (5/1/2014).
Analisis ini dilakukan oleh Kepala Penelitian dan Pengambangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Prof Edvin Aldrian, dan timnya yakni Ferdika Amsal, Jose Rizal, dan Kadarsah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Power loss ini juga yang diprediksi terjadi pada AirAsia QZ8501. BMKG tak membandingkan jumlah korban yang terjadi akibat kecelakaan yang diduga diakibatkan badai di tengah cumulonimbus ini.
"Kemudian Adam Air penerbangan 574 (KI 574/DHI 574) jurusan Jakarta-Surabaya-Manado pada 1 Januari 2007 mengalami kerusakan pada alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS) akibat cuaca buruk yang terjadi," paparnya.
Yang terbaru hanya selang beberapa hari sebelum AirAsia hilang, maskapai Singapore Airlines jenis A330-300 beregistrasi 9V-SSD dengan nomor penerbangan SQ-615 yang mengangkut 268 penumpang dan 13 awak pesawat mengalami turbulensi (goncangan) setingkat severe. Terbulensi terjadi ketika sedang melakukan penerbangan reguler pada 22 Desember 2014 dari Osaka (Jepang) ke Singapura.
"Kejadian tersebut terjadi di ketinggian 39.000 kaki di atas Laut Tiongkok Selatan (QNE), kira-kira 200 NM sebelah utara-barat kota Bandar Seri Begawan (Brunei) pada pukul 03:10 waktu setempat atau 19:10 UTC," demikian hasil analisis tersebut.
Hal yang menarik untuk dicermati adalah spekulasi tentang kecelakaan pesawat yang dikeluarkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) dalam 10 tahun terakhir ini, yang secara statistik menunjukkan bahwa kecelakaan pesawat dalam posisi cruise level sangatlah kecil sekali persentasenya.
"Terjadinya kecelakaan dalam posisi cruise level lebih dikarenakan sabotase, dibajak atau ditembak dengan rudal dari darat," papar BMKG yang analisisnya menyimpulkan salah satu pemicu kecelakaan AirAsia di Selat Karimata adalah cuaca buruk.
(van/nrl)