"Headline konyol di Malaysia. Pesawat AirAsia Indonesia tidak mengalami gagal mesin. APU sudah ditangani saat berada di darat," kata Tony melalui akun Twitternya, Senin (5/1/2015).
Sejumlah media Malaysia sebelumnya memberi judul artikelnya antara lain 'Bandung-Bound Airasia Flight Stalls Before Take-Off'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak berita sensasional tentang AirAsia. Kami tetap diam dan fokus kami adalah keluarga (korban). Satu demi satu fakta akan keluar dan jelas," ucap Tony.
Tony juga menyarankan agar jajaran dan pegawainya tetap tenang dan fokus pada penganan keluarga penumpang QZ8501. Tak terpengaruh oleh perkembangan yang muncul di media.
"Untuk semua staf saya, tetap kuat dan fokus. Tunjukkan pada dunia mengapa kita menjadi yang terbaik selama 6 tahun. Saya cinta kalian semua," ujar Tony.
QZ7633 sejatinya dijadwalkan berangkat dari Surabay ke Bandung pada 3 Januari pukul 21.00 WIB. Namun harus kembali ke apron atau return to apron (RTA) dikarenakan hal teknis. Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan registrasi PK-AZC yang mengangkut total 161 penumpang itu mengalami auto shutdown pada Auxiliary Power Unit (APU) pada saat pushback. Pilot kemudian kembali ke gate dan pesawat diperiksa lebih lanjut demi alasan keamanan.
APU adalah alat yang berada di bagian belakang pesawat yang berfungsi memastikan adanya daya bagi sistem elektrik dan pneumatic saat pesawat berada di darat dan sebelum mesin utama menyala. APU memiliki sistem perlindungan yang secara otomatis akan mematikan atau melakukan shutdown APU itu sendiri ketika mendeteksi adanya malfungsi seperti overspeed, low oil pressure, masalah pada filter pelumas, atau overheating pada pelumas. Sistem perlindungan itu guna memastikan keamanan dalam operasional.
(vid/nrl)