Seperti dilansir CNN, Senin (5/1/2015), anggota Boko Haram tiba di desa Malari sambil membawa senapan serbu. Mereka kemudian menceramahi warga desa soal ideologi radikal mereka lalu menyandera 40 warga desa.
Menurut warga desa yang berhasil melarikan diri ke Maiduguri, wilayah tetangga, para sandera dibawa Boko Haram ke hutan Sambisa pada 31 Desember 2014. Beberapa warga desa berhasil menyelamatkan diri dengan kabur ke desa tetangga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi kekerasan oleh Boko Haram, termasuk penculikan semacam ini tergolong susah diprediksi. Boko Haram sendiri dianggap bertanggung jawab atas serangkaian serangan yang terjadi di Nigeria, mulai dari pembunuhan pejabat setempat hingga pengeboman pasar yang ramai orang.
Seluruh aksi Boko Haram tersebut didasari oleh keinginan militan keji ini untuk menerapkan hukum syariat Islam yang lebih ketat di wilayah Nigeria.
Penculikan massal merupakan bagian dari aksi Boko Haram untuk menerapkan syariat Islam tersebut. Pada April 2014 lalu, lebih dari 200 pelajar putri di Chibok diculik Boko Haram. Hingga kini banyak dari mereka yang belum dibebaskan.
Sebelumnya, pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau pernah mengklaim bahwa para pelajar putri tersebut telah menjadi mualaf dan telah dinikahi oleh anggota Boko Haram. Namun insiden terbaru menunjukkan, tidak hanya remaja putri yang menjadi target Boko Haram.
Dalam bentrokan pada Agustus 2014 lalu, sedikitnya 97 anak-anak dan remaja putra di sekitar desa Doron Baga diculik Boko Haram. Bentrokan antara Boko Haram dengan militer Nigeria tersebut menewaskan 28 orang dan melukai 25 orang lainnya.
(nvc/ita)