Seperti yang diungkapkan oleh Pilot Pesawat Hercules yang turun dalam pencarian, Kapten Pnb Irwanda Syafriadi. Ia mengaku menjalankan tugas ini tidak untuk mencari nama, namun murni karena kemanusiaan.
"(Misi) SAR kan kita bahu membahu, bukan perorangan, kerja tim. Kita terbang, apalagi ini seperti ada beban moral terhadap keluarga korban. Kita awalnya ingin semua ketemu dalam keadaan selamat," ujar Irwanda saat berbincang di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (4/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mau lihat siapa yang berjasa, semuanya berjasa. Dari yang di laut juga, yang di heli, Basarnas, kepolisian, bahkan nelayan juga berjasa. Semua pahlawan di sini," kata Irwanda yang pertama kali menemukan bayangan seperti pesawat di area pencarian itu.
"Kita udara kan melihat dari atas, lalu kita infokan ke unsur laut, karena kita kalau dari atas lebih bisa lihat luas daripada yang di laut. Kami infokan agar mereka nggak cari-cari tanpa arah lagi. Setelah itu lalu ada tim evakuasi dan yang mengidentifikasi," sambung pria kelahiran Palembang yang juga Pilot Pesawat Kepresidenan ini.
Senada dengan Irwanda, Copilot Lettu Galang Mauldcard Casae juga mengatakan hal yang sama. Baginya, menjalankan misi ini merupakan tugas yang harus dijalankan semua prajurit yang mendapatkan perintah.
"Saya di sini intinya adalah melaksanakan perintah, apakah ada reward atau imbalannya, saya tidak mikir. Kalau ada misi, yang paling penting adalah menjalankan misi, misi itu bisa dijalankan dan membuahkan hasil dan kita bisa menyelesaikan misi dengan baik," ucap Galang.
Galang menjadi Copilot Irwanda saat Hercules A-1320 melakukan pencarian QZ8501 hari ketiga, Selasa (30/12), berhasil menemukan petunjuk bayangan pesawat di dalam laut. Jika memang reward nanti akan diberikan, bagi Galang ia akan menerimanya secara profesional sebagai prajurit yang menyelesaikan misi atau penugasannya.
"Kalau memang ada reward, saya sebagai prajurit akan menerimanya sebagai bentuk profesionalisme, dan saya berterimakasih. Tapi bisa menyelesaikan misi dan bisa mendarat dengan selamat usai menjalankan tugas, itu sudah lebih dari reward apapun," tutur pria kelahiran Malang 26 tahun lalu.
"Tapi memang biasanya kalau dalam misi kemanusian ada seperti itu. Biasanya penghargaan bintang jasa. Kayak dulu misi ketika bantuan bencana Topan Haiyan kita pesawat Hercules pertama yang datang ke Filipina. Kapten Pilotnya dapat bintang jasa dari PBB," tutup Galang.
(ear/mok)