Di Car Free Day, Wali Kota Semarang Hapus Vandalisme di Halte Bus

Di Car Free Day, Wali Kota Semarang Hapus Vandalisme di Halte Bus

- detikNews
Minggu, 04 Jan 2015 09:34 WIB
Semarang - Car Free Day (CFD) di depan Hotel Ciputra Semarang mendadak dikerumuni orang-orang yang melintas. Mereka berkumpul karena ajakan langsung dari Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi yang berdiri di halte bus Trans Semarang sambil membawa kuas berlumur cat.

"Ayo anak muda, ambil kuas dan kerjakan apa yang kamu bisa," kata Hendrar lantang di halte yanng berada di kawasan Simpang Lima Semarang itu, Minggu (4/1/2015).

Sejumlah anak muda baik dari komunitas atau yang kebetulan melintas langsung mengambil kuas kemudian melumuri cat ke tembok dan rolling dor halte yang sudah rusak karena vandalisme, stiker, maupun cat lama yang mengelupas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi mengecat halte tersebut awalnya dimulai oleh Wali Kota yang akrab di sapa Hendy itu. Sekitar pukul 07.00 ia datang menggunakan sepeda dan mengambil kuas.

Beberapa panitia yang sudah ada di lokasi bergegas mengerjakan bagiannya seperti mengamplas bekas stiker di kaca, membersihkan halte, dan mengecat. Awalnya hanya beberapa yang ikut aksi, namun setelah Hendy mengajak, banyak yang merapat dan ikut melumuri cat ke tembok maupun rolling dor halte.

Hendy mengatakan kegiatan mempercantik halte bus Trans Semarang itu merupakan aksi dari gerakan "Semarang Obah" yang diprakarsai kaum muda dari berbagai komunitas yang peduli dengan kondisi kota Semarang.

"Semarang Obah ini diprakarsai anak-anak muda agar mengajak komunitas-komunitas lain. Kami tentu mengapresiasi dan mendukung," tegas Hendy.

Ada tiga halte bus Trans semarang yang pagi ini dipercantik oleh anak-anak muda Semarang yaitu di Simpang Lima, Pandanaran, dan Ahmad yani. Rencananya selain dicat, halte akan dibubuhi mural.

"Hari ini siapkan tiga shelter dulu, kalau peminat banyak seperti ini kita kembangkan. Ini gerakan untuk bisa menyadarkan yang belum mau merawat," pungkasnya.

Salah satu peserta Wandah Hutami (21) mengatakan dirinya merasa terganggu dengan aksi vandalisme di fasilitas umum yang sudah mulai banyak di Semarang. Padahal ia yakin pelakunya memiliki jiwa seni namun tidak menyalurkan di tempat yang tepat.

"Yang suka coret-coret, vandalisme, salurkan yang benar, ada tempatnya. Mungkin mereka punya jiwa seni tinggi," ujar gadis yang menjadi Denok Semarang 2014 itu.

Wali Kota Semarang pun ikut langsung menutup salah satu bentuk vandalisme di Halte Simpang Lima yang sudah banyak merusak beberapa fasilitas di kota Semarang. Vandalisme tersebut dibuat dari cat semprot warna merah dan putih yang kerap ada di fasilitas umum seperti halte, tembok, bahkan panel listrik.

(alg/bil)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads