Saat pesawatnya lepas landas dari Landasan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Sabtu (3/1/2014), cuaca langit Pangkalan Bun siang itu sangat cerah. Gelombang air laut pun cukup tenang terlihat dari atas pesawat sepanjang sektor II lokasi pencarian.
Setelah sekitar 1 jam terbang di atas ketinggian 2.000 feet di atas permukaan air, tiba-tiba sang pilot terusik saat seorang kru pesawat melaporkan soal adanya benda diduga koper berwarna gelap yang tertangkap kamera yang terpasang di bawah pesawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Detikcom bersama jurnalis yang ada dalam pesawat buru-buru merapat ke jendela dengan lensa tele yang dibawa oleh masing-masing. Jepret! Jepret! Ada yang berhasil dan ada yang tidak merekam benda yang terapung itu.
Layar monitor pesawat CN235, salahsatu yang berhasil merekam benda yang diketahui berwarna hitam panjang itu. Namun belum bisa dipastikan benda apa itu. Monitor pesawat juga merekam kooridinat ditemukannya benda terapung untuk segera dilaporkan.
Tak sekali itu saja awak pesawat melihat benda terapung, jurnalis pun turut melaporkan saat ada benda di atas laut terlihat. Namun, seorang kru mengingatkan bahwa benda yang dicari adalah 'benda yang tak lazim berada di atas laut'.
"Warnanya hitam ada garis putih, atau benda warna merah atau oranye yang nggak lazim di atas laut," ucap seorang kru pesawat memegang lensa tele.
Pesawat terus bergerak, kini memasuki sektor I lokasi utama pencarian AirAsia yang dalam peta sebagian wilayahnya diberi garis merah sebagai titik fokus pencarian. Dan di tengah misi pencarian itu, beberapa kali terlihat kapal perang yang juga bertugas melakukan pencarian di atas permukaan.
Namun baru bergerak beberapa Km di sektor I, awan mulai turun rendah, di depan kemudi pesawat bahkan menghadang awan mendung. Wusshh.!! Hujan turun di tengah-tengah misi pencarian.
Meski demikian, pesawat masih terus bergerak. Sang pilot masih bertahan di udara dengan ketinggian semula sekitar 2000 feet, walapun kurang begitu jelas melihat permukaan air. Akhirnya, setelah sekitar 2,5 jam berputar, pesawat kembali ke pangkalan.
"Di area satu kita temukan tetapi saya tak bisa pastikan apa, tapi seperti tas. Tapi karena cuaca tak mendukung, hujan, kemudian ada pembentukan awan CB (Comolonimbus) di sebelah barat, saya tak bisa teruskan," ucap sang pilot Mayor Laut (P) Muhammad Naim.
"Ada dua benda mengapung seperti kotak dan tas, sudah kita teruskan ke kapal (KRI) dan rekan-rekan Basarnas imbuh Komandan Skadron Latih di Lanud Juanda Surbaya itu.
(iqb/spt)