Seperti apa profil pesawat Jet Amfibi Be-200?
Konselor Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia Veronika Novoseltseva mengatakan Be-200 adalah pesawat amfibi yang bisa mendarat di laut. "Itu peralatan paling modern dan canggih, kedalaman sampai 1000 meter," kata Veronika kepada wartawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Jumat (2/1/2015) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat ini bisa lepas landas dari atas permukaan air karena bagian bawah badan pesawat dibuat seperti lambung kapal laut, sementara mesin penggerak terletak di bagian atas sayap sehingga tidak tersentuh oleh air.
Awalnya Be-200 diproduksi untuk memenuhi kebutuhan militer dan didesain sebagai pesawat penerjun dan penyelamatan. Dalam perkembangannya pesawat ini juga dimodifikasi sehingga bisa difungsikan sebagai pesawat penghancur kapal laut.
Melihat sejumlah kehebatan tersebut TNI Angkatan Udara berencana membeli pesawat jet amfibi Beriev BE 200. Hal itu dilakukan untuk memenuhi permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menginginkan perbaikan patroli maritim usai meninjau pos-pos perbatasan beberapa saat lalu.
"Melihat kondisi real di perbatasan kita, melihat pasukan kita, melihat patroli laut dan patroli udara, beliau (Jokowi) telah lihat semuanya. Ada beberapa yang perlu perbaikan. Di antaranya untuk akomodasi prajurit TNI perlu perbaikan dan peningkatan. Lalu berikutnya akses-akses yang berkaitan dengan kemudahan. Itu menjadi salah satu sorotan beliau," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko usai membuka Rapat Pimpinan (Rapim) TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jaktim, Senin (22/12/2014) lalu.
Kepala Staf TNI AU saat itu Marsekal IB Putu Dunia mengatakan pesawat BE-200 mampu mendarat di laut meski gelombangnya tinggi. Rencananya pemerintah Indonesia membeli pesawat ini untuk menindak aksi pencurian ikan di laut. "Sehingga kita bisa menahan mereka (pencuri ikan) untuk melarikan diri, lalu bisa membawa tim untuk pengamanan di laut. Salah satu jenis pesawat yaitu BE 200," kata Putu Dunia dalam kesempatan yang sama.
Selain itu menurut Putu jet amfibi ini mampu melakukan pemadaman kebakaran dengan bom air dan juga dapat digunakan untuk fungsi SAR. Sabtu dinihari tadi pesawat jet amfibi BE-200 bersama tim dari Rusia sudah tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Mereka akan terlibat bersama tim Basarnas untuk proses pencarian dan evakuasi korban AirAsia QZ8501 di Selat Karimata dan Laut Jawa.
"Saya sudah lakukan koordinasi untuk mereka (Tim Rusia) bergerak dengan sasaran mengobservasi obyek mengapung dan kemungkinan keluar dari area pencarian karena arus yang kencang dalam beberapa hari ini," kata Kepala Basarnas FHB Soelistyo di kantornya, jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (3/1/2015).
(erd/try)