Menanggapi sinyal, kapal perang TNI AL langsung melesat untuk mengevakuasi korban. Orion Korsel terbang dengan 10 krunya dibantu oleh anggota TNI AU, Mayor Pnb Trinanda Hasan sebagai observer dan penerjemah dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (2/1/2015).
Tim ini menemukan 6 mayat terapung-apung di koordinat 03.52.34.S dan 110.29.50.E, dimana 3 di antaranya duduk di kursi dalam satu row (baris) sehingga kemungkinan masih mengenakan safety belt.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memberikan petunjuk kepada KRI Bung Tomo yang letaknya tidak begitu jauh dari lokasi penemuan, pesawat intai anti kapal selam korsel ini lalu melempar suar penanda posisi setiap korban supaya bisa segera dievakuasi. Selain itu, penemuan jenazah pun disampaikan melalui radio dan KRI Bung Tomo juga mengatur kapal lain termasuk USS Sampson di dekat area penemuan.
"Dari jendela pesawat P-3C Orion yang mengorbit di lokasi bisa dilihat dan diabadikan bagaimana manuver KRI 357 Bung Tomo dengan cepat melaju menuju lokasi suar penanda dan segera mengirimkan kapal sekoci untuk mengambil korban di lautan yang dengan ombak mencapai 4 meter," jelas Trinanda.
"Langsung cepat karena KRI tidak terlalu jauh dari sasaran. Kita lempar sign asap mereka langsung mendekat. Cepat sekali. Saya merasa bangga dan terharu menyaksikan aksi kapal perang modern milik angkatan laut kita mengevakuasi korban AirAsia dari kaca jendela pesawat Orion Korsel," sambung lulusan Sesko Korsel itu.
Trinanda juga menyebut para kru Orion saat itu mengatakan merasa salut dengan keterampilan dan kecepatan awak KRI 357 Bung Tomo yang berjibaku berusaha secepat mungkin mengevakuasi korban. Dari operasi kali ini terlihat bagaimana kerjasama antar-kesatuan terjalin dengan baik.
Di hari pencarian kedua yang dilakukannya, pesawat Orion terbang rendah dalam ketinggian 300 feet atau 100 meter dari permukaan laut. Saat ini pesawat Korsel dibawah pimpinan Mission Commander Colonel Yoon Kiheui itu telah kembali mendarat di Lanud Halim.
(ear/vid)