Mark Taylor yang merupakan anggota ISIS dari Selandia Baru harus menghapus 45 pesan Twitter-nya ketika menyadari dirinya tidak sengaja menunjukkan lokasi keberadaan dirinya melalui geotag tracking. Taylor dikenal menyebut dirinya Kiwi Jihadi dan memiliki akun Twitter bernama @M_Taylor_Kiwi.
Demikian seperti dilaporkan kelompok penelitian intelijen asal Kanada, iBRABO dan dilansir news.com.au, Jumat (2/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan memeriksa aktivitas Twitter Taylor secara keseluruhan, kami melihat bahwa pada Oktober tahun 2014, dia bertempur dengan ISIS di Kafar Roma, sebuah wilayah yang dikonfirmasi oleh militer Suriah telah dikuasai pejuang asing ISIS," tulis iBRABO dalam keterangannya.
"Dari pesannya selama dua minggu pertama bulan Oktober, kami mengetahui bahwa aktivitas Twitter-nya terhenti pada waktu yang sama ketika militer Suriah menyerbu area tersebut," imbuhnya.
"Dengan memeriksa sejumlah tweet yang ditulis Taylor ketika berada di Al Taqbah, kami berhasil mengidentifikasi salah satu rumah khusus yang disinggahi Taylor mulai dari 3 Desember hingga 10 Desember 2014, di wilayah barat daya kota tersebut," jelas iBRABO.
Taylor bukanlah anggota ISIS pertama yang membocorkan lokasi mereka via media sosial. Sebelumnya pernah ada anggota ISIS dari Kanada, Prancis dan negara-negara Barat lainnya yang melakukan kesalahan yang sama saat bertempur di Suriah.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini