CEO Tony Fernandes dan Tragedi AirAsia QZ8501

CEO Tony Fernandes dan Tragedi AirAsia QZ8501

- detikNews
Jumat, 02 Jan 2015 16:08 WIB
Jakarta - "I am rushing to Surabaya. Whatever we can do at Airasia we will be doing," kata CEO AirAsia Tony Fernandes dalam kicauan twitternya.

Sosok Tony, taipan asal Malaysia yang dikenal sebagi Big Boss AirAsia ini bergegas ke Surabaya setelah tahu serpihan dan jasad penumpang ditemukan. Sebelumnya, dia juga ikut dalam jumpa pers dan memberikan keterangan saat AirAsia dinyatakan hilang.

"Kami tak akan lari dari tanggung jawab," ujar Tony dalam pernyataannya beberapa hari lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AirAsia yang merupakan pelopor penerbangan murah tak bisa lepas dari seorang Tony. Salah satu pemilik klub sepakbola Inggris ini pada 2001 mengambilalih AirAsia dari pemerintah Malaysia. Kini, coba saja tanyakan ke setiap orang, imej AirAsia begitu identik dengan Tony.

Di bawah Tony, AirAsia berkembang hingga menanamkan investasi di Indonesia. Tony pada 2004 mengakuisisi
PT Air Wagon Internasional (AWAIR), yang berdiri pada 1999 dan memiliki beberapa rute penerbangan domestik.

Tony menggandeng sejumlah pengusaha lokal untuk membeli AWAIR. Seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, dengan nama AirAsia Indonesia jadilah Tony dengan 49 persen melalui AirAsia International Limited, kemudian pemegang saham asal Indonesia adalah Pin Harris 20 persen, Sendjaja Widjaja 21 persen, dan PT Fersindo Nusaperkasa 10 persen.

Bila melihat komposisi saham itu maka tak heran bila Tony tampil dalam kecelakaan AirAsia ini. Tony bahkan sampai terbang ke Pangkalan Bun melihat evakuasi. Dia menyampaikan apresiasi bagi Basarnas dan TNI serta Polri. Respons cepat dan kepedulian Tony menuai pujian. Sosok Tony tampil sebagai wajah AirAsia Indonesia. AirAsia Indonesia sendiri memiliki Presdir Sunu Widyatmoko yang juga selalu hadir dalam jumpa pers.

Apa yang dilakukan Tony memang patut diacungi jempol. Sebagai pemimpin di AirAsia, dia bahkan mengantarkan ikut menemani pemulangan jenazah pramugari AirAsia yang menjadi korban ke Palembang.

"If our beautiful and wonderful crew is identified we will go from Surabaya to palembang with her parents. Heartbreaking soul destroying," kicau Tony.

Tapi cerita lain soal saham Tony yang besar di AirAsia Indonesia juga menjadi bahan pertanyaan pengamat penerbangan Alvin Lie. Menurut dia, sesuai UU Penerbangan di pasal 108 ayat 3, kepemilikan Tony yang besar dan mitra Indonesia yang terbagi dalam tiga pihak dan lebih kecil bisa menjadi soal.

"Itu tidak boleh, berdasarkan yang saya tahu Asia Berhard paling besar dan Indonesia kecil-kecil. Ini tentu menjadi pertanyaan dan bagaimana fungsi pengawasan pemerintah dalam hal ini Kemenhub," jelas Alvin, Jumat (2/1/2015).

Sentilan Alvin ini memang menjadi bahan renungan lain di tengah tragedi AirAsia QZ 8501. Ke depan tentu mesti ada penjelasan soal urusan saham dan UU Penerbangan, agar tak mengundang perdebatan. Tapi sekali lagi, yang utama saat ini evakuasi dan penanganan korban AirAsia. #PrayforAirAsia QZ 8501.


(ndr/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads