Eks Dirut PT KAI (Persero) itu melihat cara kerja FOO memberikan arahan terkait penerbangan, seperti flight plan untuk pilot. Jonan sempat mengeluhkan tentang sempitnya ruang briefing penerbang yang tersedia.
Kunjungan pertama, Jonan menengok ruang FOO milik Lion Air. Di sini, Jonan mengamati petugas FOO memberi arahan atau briefing kepada pilot sebelum terbang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sambil mengamati proses briefing, Jonan bertanya tentang skema briefing setiap terbang.
"Kalau setiap mau bertugas di briefing?" tanyanya.
Kepada Jonan, petugas FOO Lion Air menjelaskan skema briefing. Briefing wajib dilakukan sebelum pilot terbang, selanjutnya pilot menjelaskan hasil briefing kepada awak kabin yang lain.
Pada kesempatan itu, Jonan bertanya kepada petugas Lion Air tentang batasan terbang per bulan bagi setiap penerbang.
"Dibatasi jam terbang pilot, 1 bulan maksimal 87,5 jam. Biasanya nggak sampai itu," penjelasan petugas Lion kepada Jonan.
Usai mendengar dan melihat proses briefing sebelum terbang untuk pilot Lion Air, Jonan berjalan kaki di area apron bandara menuju ruang FOO milik Citilink. Sama seperti di ruang FOO Lion Air, Jonan hanya menyaksikan proses pemberian arahan petugas FOO kepada pilot. Jonan sempat bertanya tentang kondisi ruang briefing pilot yang ralatif sempit.
"Capt, ruang briefing seperti gini cukup? Ini kayak kamar kos-kosaan," tanya Jonan.
Mendengar pertanyaan Jonan, penerbang Citilink menjelaskan tentang ruang yang memang kurang besar.
"Sudah diusulkan yang lebih proper (memadai)," tanyanya.
Jonan pun merespon pernyataan sang pilot. Menurutnya sulit dibayangkan saat jam sibuk dengan kondisi ruangan yang sempit untuk briefing pilot sebelum terbang.
"Berangkat pagi pasti crowded sekali ini, jadi briefingnya cepet-cepetan," jelasnya.
(hds/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini