36 Orang Tewas Terinjak di Shanghai, Publik China Kritik Pemerintah

Beijing - Korban tewas dalam insiden malam Tahun Baru di Shanghai, China menjadi 36 orang. Pemerintah China menuai kritikan tajam dari publik dan media setempat karena dianggap gagal mencegah insiden yang memicu banyak korban jiwa.

Kantor berita Xinhua, seperti dilansir Reuters, Jumat (2/1/2015) menyatakan pemerintah China tidak bisa begitu saja lepas tanggung jawab atas apa yang terjadi.

Xinhua mempertanyakan mengapa hanya ada sedikit polisi yang mengawal puluhan ribu orang yang memenuhi lokasi kejadian, yang merupakan kawasan waterfront terkenal di Shanghai yang biasa disebut Bund.

"Kurangnya pengawasan dari pemerintah, kecerobohan," tulis kantor berita Xinhua dalam artikelnya.

Xinhua mencatat bahwa insiden malam Tahun Baru ini terjadi tidak jauh dari zona perdagangan bebas yang disebut sebagai kebanggaan negara tersebut. Shanghai dikenal sebagai kota kosmopolitan paling internasional di China.

"Musibah yang terjadi di pusat finansial Shanghai, China ini menjadi peringatan bahwa negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini masih merupakan negara berkembang dengan manajemen sosial yang rapuh," sebut Xinhua dalam artikel berbahasa Inggris.

Publik Shanghai menyuarakan kritikan termasuk via media sosial setempat. "Tidak ada kebijakan dan perencanaan yang cukup. Sangat menyedihkan melihat ada insiden orang tewas diinjak-injak di kota besar seperti Shanghai," ucap salah satu warga setempat Tang Lifeng (38).

Selain 36 korban tewas, sebanyak 47 orang lainnya mengalami luka-luka dalam insiden tersebut. Dilaporkan, 13 orang di antaranya dalam kondisi kritis di rumah sakit setempat.

Waterfront Bund menjadi lokasi hitung mundur setiap perayaan Tahun Baru di Shanghai dalam beberapa tahun terakhir. Setiap tahunnya, perayaan tahun baru di lokasi tersebut diwarnai pertunjukan kembang api dan sinar laser 3D. Perayaan tahun baru di lokasi tersebut pada tahun 2013 lalu dihadiri lebih dari 300 ribu orang.

Menanggapi kritikan tersebut, kepolisian setempat hanya menyatakan penyelidikan masih terus berlangsung. Otoritas setempat melarang media asing untuk mendapat keterangan karena dikhawatirkan akan memberikan pemberitaan negatif.

Tidak hanya itu, kepolisian setempat juga telah membantah laporan yang menyebut insiden tersebut dipicu oleh penyebaran kupon berbentuk seperti uang dari salah satu bar, yang ada di lantai atas salah satu gedung di kawasan tersebut.


(nvc/ita)