AirAsia QZ8501: Kopilot Remi Selalu Telepon Sang Ibu sebelum Terbang

AirAsia QZ8501: Kopilot Remi Selalu Telepon Sang Ibu sebelum Terbang

- detikNews
Jumat, 02 Jan 2015 13:00 WIB
Jakarta -


Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501, yang hilang pada Minggu pagi 28 Desember lalu dalam perjalanan ke Surabaya menuju Singapura, dipastikan jatuh ke Laut Jawa.

Pesawat Airbus A320-200 membawa tujuh kru dan 155 penumpang, termasuk 17 anak-anak dan seorang bayi.

Selain satu warga Inggris, satu warga, Singapura dan satu warga Malaysia, sebagian besar lainnya adalah warga Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siapa sajakah mereka?

Pilot Kapten Iriyanto




Kapten Iriyanto (Kiri) bersama teman satu klub motor. Kapten Iriyanto, warga Indonesia, digambarkan sebagai pilot berpengalaman, yang merupakan pilot pesawat tempur sebelum memegang kendali pesawat komersial.

AirAsia Indonesia mengatakan dia memiliki 20.537 jam terbang, dengan 6.053 jam setelah bergabung bersama AirAsia.

Basarnas mengatakan setelah keluar dari TNI Angkatan Udara, Kapten Irianto menjadi pilot pesawat komersial Merpati Airways. Kemudian dia bergabung dengan Adam Air, sebelum ke AirAsia.

Ayahnya mengatakan kepada BBC bahwa ia merasa sangat sedih dengan kemungkinan anaknya tidak akan kembali dalam keadaan hidup.

Dia baru saja bertemu dengan Iriyanto saat pemakaman saudara kandung sang pilot yang meninggal karena komplikasi penyakit diabetes.

Edy Novianto merupakan teman Iriyanto di klub motor.

"Iriyanto bergabung dengan klub kami pada 2009," kata Novianto kepada BBC, ketika berkunjung ke kediaman pilot AirAsia itu untuk menyampaikan belasungkawa.

"Dia memiliki kegemaran yang tinggi terhadap motor besar. Dia merupakan pengemudi yang hati-hati dan dia mengajarkan bagaimana pentingnya disiplin.

"Dia menjadi inspirasi bagi kami karena dia sangat baik, ramah dan murah hati. Kami akan merindukan dia tetapi kami selalu bisa merasakan kehadirannya."

Kopilot Remi Emmanuel Plesel




Remi Plesel (Kiri) sejak dulu ingin menjadi seorang pilot. Kopilot yang berusia 46 tahun ini merupakan warga negara Prancis yang lahir di wilayah Karibia Martinique dan tinggal di Paris. Dia memiliki pengalaman 2.275 jam terbang.

Ketika dihubungi di Martinique, Ibu Plesel, Rolande mengatakan kepada koran Prancis Le Parisien, "Dia ingin menjadi seorang pilot sejak kecil."

Rolande mengatakan dia "sangat dekat dengan ibunya" dan selalu menelepon sebelum terbang.

Pada Sabtu lalu, mereka berbicara melalui video chat, karena dia ingin melihat hiasan Natal.

Plesel mengatakan kepada media Prancis, kekasih anaknya menelepon pada hari Minggu dan memberitahukan dia tentang pesawat hilang.

Remi Plesel kuliah di Paris dan bekerja sebagai seorang insiyur di perusahaan minyak Total sebelum mewujudkan mimpinya untuk menjadi pilot.

Chi-Man Choi

Choi naik pesawat QZ8501 dengan anaknya yang berusia dua tahun Zoe, warga negara Singapura.

Diyakini istri dan anak laki-lakinya telah naik pesawat sebelumnya ke Singapura karena keluarga itu tidak mendapatkan tiket satu pesawat.

Pria berusia 48 tahun ini tinggal di Singapura tetapi bekerja di Indonesia, sebagai direktur pelaksana perusahaan Alstom Power.

Orang tuanya, yang berasal dari Hong Kong, masih tinggal di Hull.

Choi juga diketahui memiliki seorang saudara laki-laki dan perempuan di Inggris.

Park Seong-beom dan Lee Kyung-hwa

Park Seong-beom dan Lee Kyung-hwa adalah pasangan Korea Selatan yang merupakan misionaris Kristen yang bekerja di Indonesia.

Mereka menuju Singapura dengan bayi mereka untuk memperbaharui visa.

Park dan keluarga berasal dari Yeosu, sebuah desa nelayan yang berjarak 450 kilometer dari selatan Seoul.

Sebelum tiba di Indonesia pada September lalu, pasangan ini tinggal di Kamboja selama empat tahun.

Jo Indri, Charlie Gunawan, Jie Steven Gunawan, Jie Stephanie Gunawan, Kayla Audrey Gunawan, Kenneth Mathew Gunawan, Hendra Gunawan Syawal

Stephanie Gunawan (Kanan) dengan rekannya Ayu Nirmala Putri
Jo Indri memutuskan untuk pergi ke Singapura dengan lima anggota keluarganya, seperti dilaporkan Channel News Asia.

Anak perempuannya menjelaskan mereka sibuk memperingati Natal bersama.

Berbicara sebelum puing pesawat ditemukan, dia mengatakan, "Tidak ada waktu luang, bahkan untuk pergi ke sinema."

"Saya tidak terlalu peduli dengan cerita keponakan saya yang bermimpi Jo Indri menggunakan gaun yang bagus sekali, saya harap ini bukan pertanda."

Di antara keluarga Gunawan, yaitu Stephanie, mahasiswa marketing berusia 21 tahun.

Rekan kuliahnya Ayu Nirmala Putri mengatakan kepada BBC bahwa dia merupakan seorang gadis yang kuat dan sangat peduli terhadap teman.

"Saya sangat merasa kehilangan, saya sangat mencintai dia. Dia seperti saudara perempuan saya dan Saya berharap masih ada keajaiban dari Tuhan," kata Putri.

(bbc/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads