Sonar itu berwarna putih dengan handle warna merah. Sonar berkemampuan mendeteksi hingga kedalaman 90 meter dan radius 2 km. Ada tombol bertuliskan aktif dan pasif pada sonar tersebut.
Tombol aktif berfungsi memancarkan sinyal. Jika ada logam di bawah air sinyal tersebut akan memantul. Sementara tombol pasif hanya berfungsi menerima sinyal
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain sonar, penyelam membawa floating bag untuk mengangkut benda terkait pesawat AirAsia. "Kami bawa 3 floating bag," sebutnya.
Ada juga pisau khusus yang berguna dalam penyelaman. "Itu sangat penting karena tidak menutup kemungkinan kita tersangkut karena di dalam pesawat banyak kabel," jelas Wido.
57 penyelam gabungan yang siap bertugas berasal dari Komando Pasukan Katak (Kopaska), Marinir dan Divisi Penyelam Bawah Air (Dislambair) dan Detasemen Jala Mangkara (Denjaka).
KRI Banda Aceh pagi ini bergerak ke Laut Jawa, lokasi pencarian korban dan serpihan pesawat AirAsia QZ8501. KRI Banda Aceh berlayar ke Sektor D di Laut Jawa dengan menempuh perjalanan sekitar 4 jam dari Teluk Kumai.
Panglima Komando RI Armada Wilayah Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) Widodo di KRI Banda Aceh, menyebut ada 7 jenazah yang berhasil ditemukan hari ini. Enam jenazah ditemukan dari Kapal Perang AS USS Sampson dan Kapal Malaysia KD Lekiu.
Jumlah ini menambah total jenazah yang ditemukan. Basarnas kemarin Kamis (1/1) menyebut ada 9 jenazah yang sudah ditemukan.
(kff/fdn)