"Kami menunggu saudara lain untuk berangkat bersama," ujar Fany Meilinda (29), keponakan Hayati saat ditemui detikcom di rumahnya, Jalan Praban Wetan II/3, Rabu (31/12/2014).
Fany mengatakan, yang merasa sangat shock adalah ayahnya, Mufarich (67), yang merupakan kakak pertama Hayati. Hayati sendiri merupakan anak bungsu dari empat bersaudara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan 29 tahun itu menambahkan, satu tahun lalu, Ulya Hamidah, anak nomor tiga atau adik Mufarich yang juga kakak Hayati juga meninggal karena sakit kanker.
"Sekarang ayah jelas sangat sedih karena kehilangan adik lagi," kata Fany.
Fany menjelaskan, sebenarnya keluarganya telat mendengar berita kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501. Fany mendengar kabar itu pada Senin (29/12/2014) sore, padahal kecelakaan terjadi pada Minggu (28/12/2014).
Fany mendengarnya dari tetangga. Kebetulan anak Hayati, Naura Kanita Rosada Suseno (10), merupakan teman satu kelas tetangga Fany di SD Khadijah.
"Saya dikabari dari teman sepupu saya itu," jelas Fany.
Setelah dikabari, kata Fany, ayahnya segera menuju ke Crisis Center T2 Juanda. "Ayah saya sudah ke DVI untuk tes DNA," terang Fany.
Hayati, lanjut Fany, memang masih tercatat sebagai warga Jalan Peneleh VI/57. Rumah itu merupakan rumah orang tuanya. Tetapi Hayati sendiri sudah pindah ke rumahnya yang baru di Jalan Ketintang Baru Indah B-16. Rumah di Penelh
"Tinggalnya di Ketintang tapi KTP nya masih Peneleh," tandas Fany.
(iwd/mpr)