Tri Rismaharini selama tiga hari all out mendata warga Surabaya yang menjadi penumpang Pesawat AirAsia. Selama 3 hari, Wali Kota Surabaya ini pagi hingga malam juga membantu menenangkan keluarga yang shock, termasuk setelah serpihan pesawat dan beberapa jenazah ditemukan.
"Saya tiga hari tidak ngantor, pindah ke sini (Juanda). Saya harus bertanggungjawab karena 50 persen lebih penumpangnya wargaku," kata Risma, Selasa (30/12/2014) malam.
Beberapa saat setelah basarnas mengumumkan penemuan jenazah dan serpihan, Risma pun tetap jaga di Posko Pemkot Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bantu menyiapkan data sidik jari, kopian KTP dan administrasi yang ada di dinas kependudukan," terang Risma.
Risma yang standby di depan poskonya pun sedikit rileks meski tak mampu menyembunyikan rasa gundahnya karena kehilangan 81 warganya.
Namun dibalik rasa capek, letih dan kegalauannya itu, Risma tetap berusaha membuat para keluarga bisa tersenyum, tidak larut dalam kesedihan.
"Banyak keluarga yang ngajak foto bareng, keluarga itu bukan dari Surabaya saja. Saya seneng bisa menyenangkan mereka. Bahkan ada yang bilang ke aku Bu kami bisa senang dan tersenyum setelah foto bareng ibu," ungkap Risma.
Pengamatan detikcom, bahkan ada keluarga yang meminta selfie. Para keluarga itu tanpa canggung mengajak Risma berfoto ria.
"Ya kalau itu bisa mengobati kesedihan mereka ya saya layani. Saya senang melihat keluarga yang beberapa hari ini sedih bisa tersenyum," katanya.
Wali kota satu ini juga banyak mendapat ucapan terima kasih dari sejumlah keluarga penumpang.
"Terima kasih, ibu telah membantu dan menguatkan hati kami menghadapi semua ini," ujar seorang ibu yang anggota keluarganya asal Malang masuk daftar penumpang itu.
Risma juga mengaku malam ini telah menyiapkan 82 Unit ambulance di Juanda untuk antisipasi kedatangan jenazah.
"Ambulance itu aku sembunyikan agar tidak kelihatan keluarga, aku nggak mau menyakiti perasaan keluarga kalau melihat barisan ambulance datang," ungkap Risma.
(gik/jor)