Basarnas mendapatkan informasi 2 sinyal emergensi dari armada Australia yaitu pesawat canggih Orion P3. Sinyal pertama yang diterima pada pukul 09.00 WIB yang posisinya di Laut Jawa ternyata bukan berasal dari Emergency Locator Transmitter (ELT) pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang, melainkan dari Personal Locator Beacon (PLB).
"Pertanyaannya, ini punya pesawat yang dicari atau bukan. Jawabannya setelah kita cek detail dari identitasnya, ternyata adalah alat sinyal emergency dari PLB atau personal locator beacon," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo dalam konferensi pers di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/12/2014) pukul 18.30 WIB.
Soelistyo menjelaskan bahwa prinsip dasar kerja PLB hampir sama dengan ELT. Hanya saja, ELT terpasang di pesawat sedangkan PLB dibawa oleh perseorangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski bukan berasal dari pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang, informasi dari Australia itu tetap akan diperhatikan oleh Basarnas. Informasi itu bisa menguatkan proses pencarian.
"Tentang sinyal emergency, tetap kita perhatikan. Jadi bagian informasi yang menjadi penguatan fokus pencarian," ujar jenderal bintang tiga ini.
Selain sinyal pertama yang ternyata berasal dari PLB, Australia juga mengirikan informasi sinyal kedua. Sinyal kedua itu datang dari antara Kepulauan Bangka dan Belitung.
(imk/nrl)