Departemen Luar Negeri AS, seperti dilansir AFP, Senin (29/12/2014), menyatakan ikut memantau perkembangan misi pencarian dan penyelamatan yang tengah dilakukan oleh Indonesia, yang dipimpin langsung Basarnas.
"Siap untuk membantu dalam cara apapun yang dibutuhkan," ujar Departemen Luar Negeri AS dalam keterangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun juru bicara Pentagon menuturkan kepada AFP, sejauh ini AS belum menerima permintaan bantuan dari Indonesia terkait pencarian AirAsia QZ8501.
"Belum ada permintaan bantuan apapun," ucapnya.
Pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak saat mengudara dari Surabaya menuju ke Singapura, pada Minggu (28/12) pagi. Pesawat jenis Airbus A320-200 ini membawa total 162 penumpang dan awak ketika menghilang.
Ada sekitar tujuh WNA di dalam pesawat tersebut, namun Departemen Luar Negeri AS memastikan tidak ada satu pun penumpang yang menggunakan paspor AS.
Tujuh WNA tersebut terdiri atas 3 penumpang asal Korea Selatan, satu penumpang asal Singapura, satu penumpang asal Malaysia dan satu penumpang asal Inggris. Satu WNA lainnya merupakan kopilot yang merupakan warga negara Prancis.
Sebanyak 149 penumpang lainnya serta 6 awak pesawat lainnya, termasuk pilot pesawat merupakan WNI.
Dalam kecelakaan Adam Air pada 1 Januari 2007, AS mengerahkan USNS Mary Sears yang saat itu tengah berlayar di dekat Indonesia. Kapal itu bahkan mampu menemukan lokasi black box di dua titik yang jaraknya tidak berjauhan yang diumumkan pada 26 Januari 2007, 25 hari setelah Adam Air jatuh. (Baca: Rumitnya Mencari Black Box di Kedalaman Laut dari Kasus Adam Air).
(nvc/nrl)