"Biasanya satu, cuaca. Kedua, juga karena Emergency Locator Transmitter (ELT) tidak hidup maka kita untuk mendesain daerah pencarian sangat dinamis," kata Kepala Basarβnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo di kantornya, Jl Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/12/2014) pagi.
ELT merupakan sinyal yang penting untuk mengetahui keberadaan pesawat. Hingga saat ini ELT belum terdeteksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Angkatan Laut bisa menggunakan kapal penyapu ranjau, dia juga bisa mendeteksi, ada satu alat lagi yang mestinya kita butuhkan yang namanya kapsul yang bisa menyelam hingga dasar laut, itu kita tidak punya," lanjutnya.
Soelistyo menjelaskan, pihaknya saat ini tengah berusaha meminjam sejumlah alat ke negara lain. Tawaran peminjaman datang dari Perancis, Inggris dan Amerika.
"Kita sedang berusaha meminjam dari negara lain, ada tawaran dari Perancis, dari Inggris ada, dari Amerika Serikat juga menawarkan, nanti mana yang kita pakai, alat itu kita harus bisa menentukan dulu lokasinya baru bisa menurunkan kapsul itu untuk melakukan penolongan," jelasnya.
(rna/nrl)