Kepala Basarnas Henry Bambang Sulistyo mengatakan penemuan pesawat air bus A320-200 ini dilakukan dari penyisiran sektor laut.
"Kita punya marine detector. Bekerja dengan sistem sonar, kita bekerja dengan alat itu. TNI AL bekerja dengan alat penyapu ranjau, itu mendeteksi benda-benda logam. Cepat tidaknya, itu juga tergantung informasi awal," kata Sulistyo di kantor pusat Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (28/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau impact, itu secara otomatis sudah bekerja. Kita punya sistem local unit terminal (LUT). Kalau ELT bekerja, sistem kita bekerja. Tapi, sampai detik ini sistem kita tidak menangkap. Termasuk sistem dari negara sahabat," sebutnya.
Sulistyo menambahkan kalau pihaknya bakal terus berkoordinasi dengan TNI AU dan TNI AL terkait upaya penemuan pesawat. Hal ini termasuk upaya pencarian di empat sektor yang melibatkan TNI AL. Dia berharap dalam waktu tujuh hari bisa bertemu.
"Kita melakukan pencarian hari ini, ditambah kekuatan AU, AL plus potensi yang ada. Besok melakukan di 4 sektor, kita melakukan pengembangan di lokasi pokok. Mudah-mudahan seminggu bisa ketemu. Kita lihat perkembangannya. Basarnas akan berbuat semaksimal mungkin," sebutnya.
(hat/fjr)