Permintaan itu dibacakan langsung oleh salah seorang perwakilan Lembaga Masyarakat Adat di hadapan Jokowi. Permintaan itu meliputi pembangunan infrastruktur, pelayanan kesehatan dan pendidikan serta jabatan pejabat publik bagi warga Papua asli.
Secara resmi, rekomendasi maupun permintaan yang terangkum dalam sejumlah lembar kertas, diberikan kepada Jokowi. Kertas itu dimasukkan ke dalam tas noken yang biasa digunakan warga Wamena sehari-hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jokowi, saat ini dia perlu mendengarkan sebanyak-banyaknya dari warga Papua, apa yang mereka inginkan. Jokowi bahkan berjanji untuk mencari waktu supaya dia bisa berkeliling ke sejumlah wilayah yang ada di Kabupaten Jayawijaya.
Seperti biasa, setiap memberi kata sambutan, Jokowi selalu mengundang warga naik ke panggung. Jokowi ingin tahu apa yang mereka mau. Namun yang biasanya cuma dua orang, kali ini 'terpaksa' bertambah jadi lima. Pasalnya banyak orang yang berebut ke depan meski belum ditunjuk Presiden.
Kelima orang yang dipanggil itu masih mengenakan pakaian adat. Untuk yang pria, ada yang hanya pakai koteka dengan lumuran minyak di sekujur tubuhnya dan kepala diberi warna putih. Sedangkan perempuan mengenakan kain di badannya dengan kepala bermahkota hiasan burung cendrawasih.
Uniknya, orang yang maju ke depan itu justru lebih banyak berbicara dalam bahasa lokal mereka. Alhasil Jokowi pun tampak kebingungan mendengar perkataan mereka. Seseorang dari masyarakat adat pun jadi punya tugas tambahan sebagai penerjemah.
Dalam akhir kata sambutannya, Jokowi menjanjikan pemerintah akan mempercepat berbagai pembangunan infrastruktur di Papua.
Warga memang begitu antusias menyambut kehadiran Jokowi. Terpal plastik yang digelar di tanah di tempat ini, hampir seluruhnya diduduki warga.
Ratusan orang yang tadinya tertahan di luar pun akhirnya diperbolehkan masuk untuk bisa lebih dekat melihat Jokowi. Dan sekelas Kapolri dan Panglima TNI ikut turun tangan secara persuasif mengatur warga agar tertib saat masuk.
(mok/nrl)