"Kasus ibu Susiyah hanya satu dari ratusan korban yang ada di Riau ini. Jajaran Polda Riau kiranya bisa serius mengungkap penipuan calon jamaah umrah yang sudah banyak korbannya di Riau ini," kata Ketua Fraksi PKB DPRD Riau, Abdul Wahid kepada detikcom, Sabtu (27/12/2014).
Wahid menyayangkan, bila korban atas nama Susiyah sudah melaporkan kasus tersebut pada Maret 2014 lalu, hingga kini tidak ada kejelasan dari pihak Polresta Pekanbaru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengharapkan, banyaknya kasus penipuan calon jamaah umrah ini bisa menjadi agenda utama jajaran Polri terutama di Riau. Sebab, penipuan ini juga terjadi secara nasional.
"Kiranya Kapolri bisa mengagendakan pengusutan travel bodong yang menyebar ke seluruh Indonesia. Untuk di Riau sendiri sudah banyak korbannya, tapi memang polisi tak pernah bisa menyeret kasus ini hingga tuntas. Ini yang sangat kita sayangkan, tidak adanya keseriusan aparat kita selama ini di Riau," kata Wahid.
Masih menurut Wahid, warga memang selama ini sangat mudah tergiur dengan travel bodong yang menawarkan harga calon umrah sedikit lebih murah. Di samping itu, pemerintah lewat Departemen Agama di Riau juga kurang melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait travel tersebut.
"Harusnya berbagai instansi terkait juga harus melakukan sosialisasi ke masyarakat. Travel mana saja yang sebenarnya mendapat izin resmi dari Kemenag dalam membawa calon jamaah umrah dan haji plus," kata Wahid.
Politikus muda ini juga meminta, agar kasus yang kini dilaporkan Ibu Susiyah dijadikan pintu pembuka untuk mengungkap kasus serupa lainnya. Masyarakat sebenarnya banyak menjadi korban, hanya saja mereka malas melaporkan ke polisi karena tak pernah terungkap.
"Kalau jajaran Polda Riau tak mampu memburu pemilik travelnya, mestinya meminta bantuan ke Mabes Polri. Jangan masalah ini didiamkan terus menerus. Kalau seperti ini, mau kemana lagi masyarakat akan mengadu," tutup Wahid.
Sebagaimana diketahui, Susiyah satu di antara korban penipuan calon jamaah umrah yang melapor ke Polresta Pekanbaru, pada Maret lalu. Susiyah dan dua saudara sepupunya menjadi korban penipuan travel bodong. Korban sudah menyetor uang Rp68 juta untuk bertiga, namun tak kunjung berangkat ke tanah suci.
Kasusnya pun jalan ditempat di Polresta Pekanbaru. Pihak kepolisian mengaku kesulitan untuk memburu pemilik travel.
"Tim kita sudah memburu pemilik travel ke Jakarta dan Bandung. Tapi memang tim kita tidak berhasil menemukan pemilik travel tersebut," kata Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Hariwiyawan kepada detikcom.
(cha/gah)