"Sopir kebut-kebutan. Dari Ciputat pertama di depan dulu, cuma pas kira-kira sampai Kampus UIN ada mobil bus kedua di belakang langsung menyalip, lalu disalip lagi. Saya takut, saya duduk di nomor dua dari depan, saya enggak mau liat ke depan. Saya cuma berdoa aja," kata Widiarti (51), seorang penumpang yang selamat kepada detikcom, Jumat (26/12/2014).
Widiarti menaiki bus koantas bernomor polisi B 7103. Bus ini terguling di tengah jalan dengan bensin tercecer di jalan dan roda depan lepas. Sedangkan bus di Koantas di belakangnya yang memiliki nomor polisi B 7102 nyangkut di tengah jalan, setelah menabrak tiang listrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena bus melaju sangat kencang, Widiarti sempat meminta diturunkan dari bus itu. Namun sopir tetap melaju dengan kencang. Beberapa penumpang juga sempat mengigatkan agar sopir tidak terlalu cepat.
"Perasaan ada yang peringatin, saya sendiri pas kebut-kebutan bilang 'Bang saya mau turun saja'. Tapi berhubung tidak kedengaran mungkin karena lagi kebut-kebutan. Saya takut apalagi saya punya penyakit jantung," katanya.
Widiarti menyatakan sempat mendapatkan perawatan di RS Pasar Jumat. Menurutnya ada penumpang wanita yang terjepit mobilnya. Kemudian mobilnya diangkat banyak orang. "Wajahnya babak bebur, usianya kurang lebih 22 tahun. Korban akibat kecelakaan sekitar 7 orang," katanya.
Widiarti mengatakan, saat di rumah sakit dia sempat betemu dengan sopir bus yang celaka tersebut. Menurutnya sopir bus itu sempat meminta maaf kepadanya.
"Sopirnya minta maaf dia bilang 'saya minta maaf Bu'," katanya.
Dia mengatakan, sopir itu kakinya berdarah dan baru dipotong jeansnya. "Tidak begitu parah cuma kakinya," katanya.
(nal/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini