Dua kubu yang berebut tampuk Partai Golkar memulai jalan islah. Tapi akankah tercapai jalan islah, jika tak ada yang mau mengalah?
Kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie sepakat mengirim 10 juru runding untuk menjajaki islah. Pertemuan awal pekan lalu seolah menjadi perkenalan kembali para juru runding yang sebenarnya adalah orang lama di beringin, baru pada perundingan lanjutan 8 Januari mendatang dibahas mekanisme islah.
Namun kubu Aburizal Bakrie punya harapan besar agar islah dapat segera terlaksana. Meski berharap segera islah, toh kubu ketum Golkar hasil Munas Bali itu masih saja menolak munas rekonsiliasi. Padahal munas islah inilah yang diharapkan dapat mempersatukan puing-puing perpecahan beringin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan di tengah upaya rekonsiliasi, jalan lain pun juga dipersiapkan. Jalan itu adalah jalan pamungkas menyelesaikan kisruh dualisme Munas Golkar ke pengadilan.
"Namun, apabila deadlock atau menemui jalan buntu, jalan terbaik yang dimungkin untuk ditempuh adalah pengadilan. Agar ada kepastian hukum bagi masa depan partai Golkar," kata Bambang.
"Jika pengadilan memenangkan kubu Munas Bali, maka kubu Ancol Jakarta harus patuh dan tunduk serta ikut Kubu Munas Bali. Begitu juga sebaliknya. Jika Kubu Ancol Jakarta yang dimenangkan, maka kubu Bali yang harus ikut," katanya.
Padahal menurut Ketua Wantim Akbar Tandjung, jalan penyelesaian melalui pengadilan menghabiskan waktu panjang. Golkar bisa kehilangan agenda pilkada serentak pada tahun 2015 mendatang. Dan saat ini sejumlah elite Golkar sudah meramal, siapa pun yang menang di pengadilan, yang kalah pasti jadi sempalan baru. Jadi apakah jalan islah yang ditempuh akan mengurai sengkarut beringin?
(van/gah)