"Presiden adalah panglima kita, tidak ada loyalitas ganda, satu tegak lurus," kata Ryamizard dalam pengarahannya di Mako Brigif 21/Komodo, Naibonat, Kupang, NTT, Kamis (25/12/2014).
Hadir dalam pertemuan tersebut sebanyak 250an personel TNI dari berbagai matra, AD-AL-AU, serta 100an masyarakat eks Timor Leste yang memilih menjadi warga negara Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pemimpin tidak luput dari kekurangan dan kelebihan. Namun, sebagai bangsa yang besar tidak sepatutnya menjelek-jelekan seseorang yang telah memimpin negara.
"Jangan menjelek-jelekkan pemimpin kita yang dahulu, ndak boleh, itu bukan bangsa yang besar, mereka harus dihargai, dihormati dan dilindungi ke mana-mana," ujar Ryamizard.
Ryamizard meminta seluruh personel TNI untuk terus berlatih agar tetap terjaga profesionalitasnya. Menurutnya, di era sekarang ini, seorang prajurit dituntut untuk memiliki kemampuan yang mumpuni di segala bidang.
"Musuh kita terorisme, bencana alam, penyakit, pencurian ikan, pencurian sumber daya alam, pelanggaran lintas batas, cyber," kata Ryamizard.
Jenderal kelahiran Sumatera Selatan ini juga meminta jajaran TNI untuk dapat merangkul hati rakyat serta menjaga ketenteraman di masyarakat.
"Jangan sampai ada keributan dengan rakyat, malah kalian harus mendamaikan kalau ada keributan di antara rakyat," katanya.
(ahy/mad)