Masyarakat Arkeologi Indonesia (MARI) pun diundang Pemkab Kuningan untuk melakukan penelitian. Kawasan itu merupakan punden berundak. Lalun siapa pembangunnya?
"Situs yang terletak di puncak gunung tersebut berupa bangunan punden berundak yang diperkirakan berasal dari kebudayaan megalitik pada masa prasejarah. Salah satu temuan yang menonjol adalah menhir dengan relief naga," jelas Ketua MARI, Ali Akbar, Rabu (24/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Umumnya bangunan pemujaan terdapat di puncak gunung, sementara tempat tinggal masyarakatnya terdapat di lokasi yang relatif datar dan umumnya di kaki gunung yang dekat dengan sungai. Oleh karena itu, penelitian kali ini mengambil tempat di Dusun Banjaran," urai Ali.
Penelitian berupa survei permukaan akan dilakukan di sekitar halaman rumah penduduk sampai ke ladang dan sawah. Kondisi tanah di susun tersebut terlihat subur dengan hamparan sawah yang menghijau.
"Apakah pada masa lalu juga pernah terdapat aktivitas pertanian, masih perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu," tambahnya.
Penelitian, lanjut Ali, juga dibarengi dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat Dusun Banjaran. Masyarakat diberi pengetahuan mengenai prasejarah, megalitik, menhir, berbagai pengetahuan arkeologi khususnya mengenai Situs Batu Naga.
"Masyarakat juga dilatih dan mendapat keterampilan sehingga dapat menjadi pemandu untuk pengunjung yang ingin melihat situs. Upaya ini dilakukan agar masyarakat setempat tidak menjadi penonton, tetapi harus mendapat manfaat dengan adanya situs arkeologi di daerahnya," tutupnya.
(ndr/mad)