"Secara keseluruhan situs ini diperkirakan merupakan bangunan punden berundak," jelas Ketua Masyarakat Arkeologi Indonesia (MaRI) Ali Akbar, Rabu (24/12/2014).
Menurut dia, situs ini merupakan peninggalan prasejarah berupa struktur megalitik. Mega yang berarti besar dan litik yang artinya batu di situs berupa menhir atau batu tegak.
"Tidak banyak menhir yang memiliki relief pada permukaan batunya. Menhir di Situs Batu Naga tidak hanya memiliki relief, tetapi juga terdapat gambar naga, sesuatu yang mungkin belum pernah ditemui dalam khasanah kepurbakalaan Indonesia," urai dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Relief naga di situs ini berbeda dibandingkan gambar naga yang berkembang di India, Cina, maupun Eropa. Meskipun naga adalah figur yang universal, namun naga di situs ini dapat dikatakan khas Indonesia," tuturnya.
"Selain itu, di sekitar menhir berelief naga ditemukan struktur batu yang berbentuk persegi yang seperti bagian alas suatu bangunan. Pada salah satu sisinya ditemukan tangga naik. Pada bagian lain terdapat struktur yang menyerupai sumur dengan diamater yang cukup besar, yakni 3 meter," tutup Ali.
(ndr/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini