Kepala Paroki, Romo Luhur Prihadi mengatakan gereja yang terletak di Jalan Dr. Soetomo itu beberapa kali mendapat ancaman. Tahun ini sudah dua kali salah satunya saat menjelang Paskah.
"Isinya memang ancaman mau ngebom atau mengacau. Dua kali itu tahun ini, waktu Paskah ada, tapi dilacak tidak ada. Ada umat juga yang menerima SMS tapi tidak jelas pengirimnya," kata Romo Luhur saat ditemui di gereja Katedral, Rabu (24/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada nama yang disebut tapi dilacak ternyata orang tua tidak tahu apa-apa," ujarnya.
Sementara itu Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono mengatakan pihaknya tidak meremehkan ancaman seperti apapun terutama ancaman teror bom. Polrestabes Semarang menurunkan 1.370 personel ditambah 490 anggota TNI serta dinas terkait.
"Itu (ancaman bom) berulang, kami tidak anggap remeh, setiap teror akan kami respon. (Badri) Setelah dicek yang bersangkutan manula," pungkas Djihartono.
Mantan Kabid Humas Polda Jateng itu mengatakan pengamanan sudah dilakukan termasuk memasang alat pendeteksi logam. Tim gabungan juga bersiap mengamankan rangkaian acara selama hari raya Natal.
"Tempat akan disterilisasi jibom. Pengamanan bagi pengunjung yang membawa tas akan kami periksa. Ada alat pendeteksi juga," pungkasnya.
Gereja Katedral Semarang mampu menampung 5.000 umat dan puncaknya dimungkinkan pada misa pertama pukul 17.30 nanti. Pengamanan dari pihak gereja juga dilakukan termasuk mencegah agar tidak terjadi rebutan tempat duduk.
"Selain polisi, internal juga siapkan petugas tertib keamanan. Di luar ada 10 orang dan di dalam ada 12 orang. Semoga semua berjalan lancar," ujar Romo luhur.
Dari pantauan detikcom, petugas polisi berjaga di pos yang berada di gerbang masuk. Beberapa diantaranya melakukan patroli di sekitar gereja. Dua anjing polisi juga dikerahkan untuk menyisir gereja.
(alg/try)