"Biasanya kalau mengungsi bisa satu bulan. Itupun kalau air belum juga surut," kata Yanti (46), warga Cieunteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Ibu tiga anak ini ditemui di lokasi pengungsian yang berada di Gedung Serba Guna Kelurahan Baleendah, Jalan Adi Kusumah, Kabupaten Bandung, Rabu (24/12/2014). Yanti dan suami serta anaknya tinggal di bantaran Sungai Citarum. Rumahnya tergenang luberan air setinggi dua meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada diungkapkan warga Cieunteung lainnya, Iyam (38). Ibu dua anak ini hanya membawa pakaian seadanya. "Paling penting anak-anak selamat dan sehat. Cuma memang kami butuh bantuan seragam sekolah anak dan buku-buku," kata Iyam.
Yanti dan Iyam mencurahkan isi hatinya soal bantuan logistik. Dia berharap pemerintah turut menyalurkan bantuan seperti susu bayi dan pembalut bagi perempuan dewasa.
Menginap sementara bersama keluarga di area pengungsian bukanlah hal nyaman bagi mereka. Tiba-tiba di tengah obrolan santai, Yanti dan Iyam berkisah urusan yang menjurus ranah pribadi rumah tangga. Sebagai istri, keduanya berbicara realistis dan manusiawi perihal 'kebutuhan' sang suami.
"Rek kumaha deui atuh, kapaksa 'puasa' heula kanggo suami (Mau bagaimana lagi, terpaksa 'puasa' buat suami)," ujar Yanti berbahasa Sunda.
"Piraku rek ngalakukeun di dieu (Masa mau melakukan di sini). Moal mungkin atuh (Enggak mungkinlah)," kata Iyam menimpali.
"Makanya, setelah pulang mengungsi, banyak perempuan yang hamil," ucap Yanti nada bercanda disertai tawa.
(bbn/ern)