Disebut Lawang Sewu, Benarkah Jumlah Pintunya Memang Seribu?

Disebut Lawang Sewu, Benarkah Jumlah Pintunya Memang Seribu?

- detikNews
Rabu, 24 Des 2014 10:47 WIB
Semarang - Ketika menyebut nama sebuah bangunan masa kolonial Lawang Sewu yang berada di Semarang, Jawa Tengah, biasanya akan tertuju pada bangunan tua yang menyimpan kisah mistis. Padahal kini Lawang Sewu sedang bersolek dan memamerkan keindahan arsitektur dan juga sejarah perkeretaapian.

Selain itu, ada satu lagi yang selalu menjadi tanda tanya bagi masyarakat. Nama Lawang Sewu sendiri berasal dari Bahasa Jawa yang artinya Pintu Seribu. Lawang bila diartikan menjadi Pintu dan Sewu artinya Seribu. Memang bangunan lawas itu memiliki banyak pintu. Tapi benarkah jumlahnya seribu?

‎"Sebenarnya kalau jumlah blok pintu itu ada 450. Tapi kalau kita hitung dengan tiap-tiap daun pintunya. Ini kan satu pintu ada 4 daun pintu atau 3 daun pintu. Itu jumlah totalnya 928, hampir seribu," ucap Ari, salah seorang pemandu yang menemani detikcom mengelilingi Lawang Sewu, Sabtu (20/12/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ari mengatakan bahwa setiap wisatawan yang berkunjung hampir selalu menanyakan hal tersebut. Namun tak pernah ada yang benar-benar memiliki data pasti mengenai jumlah pintu di Lawang Sewu.

"Akhirnya kita benar-benar hitung agar kepastiannya ada. Kan selama ini hanya mengira jumlahnya dan masyarakat juga tidak menghitung seluruhnya, saking banyaknya disebut aja pintunya banyak, sampai seribu pintu," ucap Ari.

Padahal Lawang Sewu sendiri memiliki nama Nederlans-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Gedung perkantoran kereta api itu dibangun Belanda pada tahun 1904 dan selesai tahun 1907. Hingga kini Lawang Sewu masih kokoh berdiri di kawasan Tugu Muda, Semarang.

Baik pintu maupun jendela di Lawang Sewu bentuknya besar dan tinggi. Sebab memang Semarang dikenal sebagai kota pesisir yang memiliki cuaca panas. Pintu yang tinggi itu dimaksudkan sebagai sirkulasi udara agar sejuk.

Selain itu, posisi jendela pun berbeda dengan kebanyakan jendela yang ditemui di bangunan zaman sekarang. Jendela di Lawang Sewu memiliki bukaan ke atas. Maksudnya agar udara yang masuk ke dalam ruangan adalah udara bersih.

Lorong bawah tanah yang berada di Lawang Sewu pun tidak hanya diperuntukkan sebagai saluran air. Kondisinya yang selalu dibanjiri air semata kaki juga dimaksudkan sebagai penyejuk ruangan di atasnya.

(dha/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads