Kerja...kerja dan kerja. Itu tekat mantan Wali Kota Blitar ini menyelesaikan pekerjaan rumah yang menumpuk. Bukan hanya kerja di balik meja, Djarot gemar turun ke lapangan.
Sepeda motor menjadi transportasi andalan Djarot saat blusukan. Ada 5 unit motor yang disiapkan untuk mengantar Djarot blusukan. Pelat warna merah juga diganti dengan warna hitam agar tidak menjadi pusat perhatian masyarakat dan agar mudah berbaur dengan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayah 3 anak ini tancap gas untuk menampung keluh kesah warganya. Namun, ia menyimpan rapat-rapat hasil blusukannya. Suami Happy Farida ini kerja keras mencari solusinya.
Berikut 3 kisah Djarot, yang berpengalaman memimpin Kota Blitar selama 10 tahun:
1. Gesit Naik Motor
|
Sekitar 5 unit motor Suzuki Shogun Axelo nampak terparkir di sudut kanan Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Selasa (23/12/2014). Motor-motor ini adalah pesanan Djarot agar ia bisa lebih leluasa untuk blusukan.
Motor-motor ini diserahkan pihak Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) pada staf Djarot hari ini.β 5 Motor ini hasil pengadaan motor dinas tahun 2013. Hal ini terlihat dari seluruh plat nomor kendaraan yang memiliki masa waktu hingga 2018.
"Ini motor yang sudah ada dari pengadaan 2013. Kalau masih motor baru pasti masa berlaku pelatnya 2019," ujar salah satu staf Djarot.
Sekitar pukul 13.40 WIB, beberapa staf Djarot nampak sibuk membereskan plastik-plastik pembungkus motor tersebut. Setiap motor memiliki 1 helm yang jadi bawaannya. Mereka juga sibuk mengecek kondisi kendaraan dan mengisi bahan bakar serta angin ban motor tesebut.
Motor 125 CC ini seluruhnya berpelat merah, namun salah satu staf Djarot mengatakan pelat nomor itu akan diganti menjadi pelat hitam.
Sementara saat dikonfirmasi, Djarot membenarkan meminta lima unit motor. Dia beralasan akan memakai kendaraan itu untuk berkeliling ke lapangan. Dia ingin tiap motor itu ditempatkan di area-area yang akan jadi lokasi blusukannya.
"Iya memang. Satu, saya harus kreatif untuk turun ke lapangan. Taruh di titik-titik tertentu, jadi begitu saya sampai di sana sepeda motor harus siap di situ," ucap Djarot.
Menurut Djarot, penggunaan sepeda motor akan lebih gesit dan efisien. "βAku bilang pakai motor aja. Beli lima. Satu di rumah dinas, yang empat dibuat tugas karena motor itu lebih gesit dan lebih efisien," kata Djarot di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Djarot mengatakan, sepeda motor digunakan untuk blusukan ke perkampungan-perkampungan. Sebab, lanjutnya, akan lebih efisien dan tidak memberikan jarak terlalu jauh dengan masyarakat. "Kalau kita bisa membaur dengan rakyat maka rakyat itu akan lebih mudah kita ajak bergotong-royong. Itu saja, simpel kan. Bukan karena aku suka naik motor, tapi untuk tugas-tugas yang masuk ke perkampungan," tuturnya.
2. Kantor di Mana-mana
|
Hal ini dikatakan Djarot saat ditanya wartawan apakah dia akan terus melakukan blusukan? Dia mengklaim kalau kantornya bukan hanya di Balaikota, DKI namun ada di berbagai wilayah Jakarta.
"Kantorku itu di mana-mana, kita akan terus mobile (bergerak). Lihat saja ini saya pakai kaos panjang supaya tidak tambah hitam kulit saya," ujar Djarot di Kampung Pulo, Jakarta Timur, Minggu (21/12/2014).
Dia tidak sungkan mencontoh Gubernur DKI sebelumnya, Joko Widodo, yang rutin melakukan blusukan. Tapi, soal gaya pendekatan kepada Jokowi, dia hanya ingin terus bekerja keras.
"Terus kerja. Kita hanya ingin kerja, kerja terus saja," ujarnya.
Lantas, apakah ada upaya Djarot berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo terkait penanganan banjir di Ibukota? Dia mengaku kalau upaya tersebut ada.
"Presidennya juga mantan gubernur, sekali waktu kita ketok saja pintunya supaya mempercepat normalisasi Kali Ciliwung," kata Djarot.
3. Aspirasi 'Rahasia'
|
Foto Djarot yang sedang blusukan beredar di wartawan pada Selasa (23/12/2014) pagi. Foto itu memperlihatkan Djarot sedang melihat kondisi pintu air Manggarai, Jakarta Pusat, pada malam hari. Ia terlihat mengenakan celana jins biru muda βdan jaket warna hitam.
Di foto tersebut Djarot terlihat berbincang dengan seorang PNS berbaju Korpri. Ia sepertinya sedang menanyakan kondisi pintu Manggarai saat itu. Pinggiran bendungan masih dipenuhi sampah.
Saat dikonfirmasi, Djarot membenarkan dirinya blusukan Senin malam. Karena hari sudah malam, Djarot yang doyan blusukan dengan motor memilih menumpang mobil dinasnya. Ia bercerita bertemu masyarakat hingga pukul 22.30 WIB di Jalan Tambak, Manggarai.
"βKetemu warga di kampung, di Jalan Tambak, Manggarai sampai pukul 22.30 WIB," ucap Djarot di Balai Kota.
Namun, saat ditanya apa saja yang dibincangkannya dengan warga, Djarot tak ingin berkomentar banyak.
"βAspirasi warga bagus. Nanti aja dilihat. Nanti belum-belum malah ramai," pungkasnya.
Halaman 2 dari 4