Rencana percepatan kongres ini disampaikan oleh Waketum PD Agus Hermanto. Adik ipar SBY ini mengatakan kongres akan dipercepat ke Februari atau Maret 2015.
"Kami rencanakan tidak bulan Mei, tapi sebelum Mei. Bisa Februari, Maret, karena keinginan semuanya, karena jajaran (ingin) lebih cepat," ujar Agus di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (23/12) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setahu saya tetap sesuai jadwal," ujar Max saat berbincang via telepon, Selasa kemarin.
Percepatan Kongres PD ini membawa ingatan ke Munas Golkar Bali, yang juga dipercepat oleh kubu Ical. Sedianya munas itu akan digelar pada Januari 2015, namun diputuskan untuk dipercepat lewat Rapimnas.
Saat itu muncul dugaan percepatan munas merupakan bagian dari strategi Ical untuk mengamankan kursi ketum Golkar. Ical telah menyiapkan skenario aklamasi, dan skenario itu bisa buyar jika calon-calon ketum lain memiliki waktu untuk menggalang kekuatan pada Januari 2015.
Akhirnya munas pun dipercepat, Ical terpilih sebagai ketum secara aklamasi. Dugaan bahwa kemenangan secara aklamasi itu merupakan skenario diperkuat dengan beredarnya rekaman rapat Ketua SC Munas Golkar Bali, Nurdin Halid, yang merencanakan kemenangan Ical.
Situasi di Golkar saat itu mirip-mirip dengan kondisi di PD saat ini. Sebelum mempercepat munas, para pengurus pusat Golkar saat itu ramai-ramai bicara soal derasnya dukungan dari daerah agar Ical jadi ketum lagi. Mirip dengan kondisi di PD seperti saat ini, para elite partai berlambang bintang mercy itu juga bicara soal derasnya dukungan agar SBY jadi ketum lagi.
Di tengah derasnya dukungan, kini PD melontarkan rencana mempercepat kongres. Namun elite-elite PD meyakini partainya tak akan bernasib serupa seperti Ical.
"Tidaklah, tak akan seperti dia. Di Golkar itu karena ada banyak matahari. Ada Agung Laksono, ada Agus Gumiwang, ada Ical itu sendiri. Jadi sudah pasti begitu kalau diaklamasikan. Nah kalau di Partai Demokrat ini kan matahari hanya satu, hanya Pak SBY saja," ujar politikus PD Ruhut Sitompul saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (20/12) lalu.
(trq/nrl)