Modifikasi, Nge-Drift dan Kisah Rebutan Perempuan Seksi di Klub Angkot

Fenomena Klub Angkot

Modifikasi, Nge-Drift dan Kisah Rebutan Perempuan Seksi di Klub Angkot

- detikNews
Selasa, 23 Des 2014 13:55 WIB
Bogor -

Rupa-rupa alasan para sopir angkot masuk klub. Namun setelah menjadi anggota, banyak juga intrik-intrik di dalamnya. Mulai dari persaingan modifikasi, aksi pamer skill menyetir, hingga rebutan perempuan seksi.

Salah seorang sopir angkot di Bogor, Eka, pernah menjadi anggota klub angkot seperti Sexy, Brazagan, hingga Monster. Dia pernah terlibat dalam berbagai urusan di dalam, lalu memutuskan keluar karena pernah terlibat adu mulut dengan temannya gara-gara rebutan perempuan. Si wanita memilih sopir angkot lain yang tungganganya lebih wah.

"Saya sudah masuk (klub) Sexy, Brazagan dan Monster. Semua enak, kalau keluar (dari klub rata-rata karena) masalah cewek ribut. Oh, lihat mobilnya keren pindah," kisah Eka yang kini sudah tidak lagi tergabung dalam klub angkot manapun itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu diucapkannya saat berbincang dengan detikcom dalam perjalanan dari Sukasari menuju Baranangsiang, Bogor, Selasa (23/12/2014) siang. Eka pun tertawa mendengar adanya anggapan para sopir angkot yang tergabung dalam klub tertentu selalu ditemani oleh perempuan cantik di sebelah kemudinya.

"Haha nggak mesti kok itu, kata siapa begitu. Paling kadang ada teman yang sekalian ikut mau ke mana atau kalau saya mah sekarang paling istri sama anak yang ikut," ungkap ayah 3 anak itu.

Meski tidak lama bergabung dalam klub-klub angkot, namun dirinya memahami setiap komunitas memiliki ciri khas masing-masing. Eka juga sampai dengan saat ini masih suka berkumpul dengan teman-teman MFC (Monster Fans Club).

"Tiap komunitas punya trik masing-masing misal jago nge-drift. Variasi mobil bagus dengan sound system juga jadi ciri," ujarnya lagi.

Sopir Monster, Wahyudin, menambahkan klub angkot juga bisa membantu bila ada masalah di jalan, seperti kerusakan hingga tilang polisi. Namun semua tergantung iuran anggota.

"Suka banyak teman kalau narik juga enak. Kalau dukanya itu uang harian yang kita keluarin nggak tahu untuk apa dan kecelakaan minta sumbangan. Tapi, kalau dari penghasilan Monster bisa terbilang besar. Makanya ikut di Monster karena menjanjikan penghasilannya," terangnya.

"(Kalau tergabung dalam Monster) Pergaulan saja kalau nggak ikut klub susah nongkrong di jalan. Kalau misal saya nggak pegang mobil nggak narik pun ada yang nawarin. Kalau nggak ikutan mah susah kalau nganggur mah nganggur saja," ungkap Wahyudin.

(aws/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads