Seperti terlihat di terminal Sukasari, Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/12/2014), angkot Sexy jurusan Cisarua-Sukasari itu tampil mulus dan bersih. Pelat nomornya F 1978 GX dan mobil angkot didominasi warna biru.
Di bagian depan mobil terlihat label Sexy besar berwarna kuning. Sementara di kaca bagian belakang, ada tulisan Sexy dan 'Ladies Room' dengan gambar siluet seorang wanita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana dengan interior? Di dalamnya terlihat ada gorden di setiap jendela mobil. Lalu, yang mencolok adalah sound system berukuran besar di bagian belakang jok mobil. Sebuah botol minuman terlihat di dalam kaca dekat sound system. Semua berwarna biru, senada dengan kulit jok dan cat mobil.
Sopir angkot Cicurug-Sukasari, Wahyudin, mengaku pernah juga masuk klub Sexy, bahkan klub lain bernama The Bell.
"Kalau dari kepengurusan enak di sana (Sexy) karena uang harian Rp 5.000 tapi kalau ada apa-apa lebih cepat tanggap kalau di jalurnya. Jadi pengurusnya cepat tanggap. Misal kita kena tilang, langsung diurus," kisahnya.
Sedikitnya ada puluhan nama klub lain di Bogor dan sekitarnya. Mereka semua punya kepengurusan dan untuk masuk menjadi anggota harus membayar uang tertentu.
Cerita positif dan negatif bermunculan dari masyakarakat terkait keberadaan klub tersebut. Ada yang menyebut, klub itu membuat mereka lebih terorganisir dan membantu penumpang, namun tak sedikit juga yang menilai malah jadi arogan.
(aws/mad)