Biaya Masuk Klub Monster Rp 400 Ribu, Terbayar dengan 'Kesetiaan' Penumpang

Fenomena Klub Angkot

Biaya Masuk Klub Monster Rp 400 Ribu, Terbayar dengan 'Kesetiaan' Penumpang

- detikNews
Selasa, 23 Des 2014 12:56 WIB
Bogor -

Klub Angkot Monster jadi buah bibir karena membuat macet kawasan Puncak, Jabar, di hari ulang tahunnya hari Senin (22/12) kemarin. Ribuan angkot membanjiri jalanan hingga malam. Jumlah anggota mereka memang banyak, padahal untuk masuk di dalamnya harus merogoh kocek tak sedikit.

Salah seorang sopir angkot anggota Monster Fans Club (MFC), Wahyudin, mengatakan biaya pendaftaran mobil angkot ke klub Monster adalah Rp 400 ribu untuk jalur Cicurug-Sukasari. Sedangkan untuk pendaftaran keanggotaannya sopir harus membayar Rp 100 ribu.

"Kalau untuk biaya rutin yang harus disetor setiap harinya sebesar Rp 7.000. Biasanya kita setor ke pusat yang ada di pos Cicurug yang ada di seberang Pasir Muncang paling lambat pukul 15.00 WIB," kata Wahyudin saat berbincang dengan detikcom di terminal Sukasari, Bogor, Jabar, Selasa (23/12/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biaya sebesar itu, kata Wahyu, terbayar dengan jumlah penumpang yang naik. Mereka ingin naik Monster karena berharap sampai di tujuan dengan cepat dan tanpa ngetem.

Tak heran, Wahyu sebagai sopir mengantongi pendapatan yang tinggi, meski harus merogoh kocek iuran dan keanggotaan ke pengurus Monster.

"Banyak klub, tapi kalau dibandingin (biaya setoran per hari) yang paling mahal Monster. Pendapatan narik sehari-hari dibanding yang lain mendingan di Monster," terangnya.

Fenomena klub angkot di Bogor ini bukan hal baru. Setidaknya sudah terjadi selama beberapa tahun belakangan. Selain Monster, ada beberapa klub lain seperti Sexy, Saga, Thoghe dan lainnya. Para penumpang di kawasan Bogor, khususnya anak muda, biasanya memilih mobil berlabel seperti itu saat naik angkot. Mereka rela menunggu hingga waktu tertentu demi naik angkot tersebut.

Sayangnya, jumlah keanggotaan yang banyak membuat sopir Monster susah diatur polisi. Kapolres Bogor AKBP Sonny Mulvianto menyebut saat acara HUT di Puncak kemarin, mereka sulit diatur.

"Kami sudah upayakan untuk atur mereka (sopir), tapi mereka susah diatur," ujar Sonny.

(aws/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads