Sitor meninggal di Apeldoorn, Belanda. Sang pujangga ini ada di sana karena mengikuti istrinya yang memang seorang perempuan asal negeri tulip itu.
Budayawan JJ Rizal pernah menyinggung sebuah karya Sitor yang terdengar seperti wasiat dirinya. Sajak berjudul 'Tatahan Pesan Bunda' menyiratkan Sitor ingin dikremasi dan abunya dibawa, dikubur di samping kuburan ibunya di Danau Toba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sitor Situmorang menjabarkan nasionalisme melalui karya sastra yang luar biasa. Seluruh idealisme dan keyakinan politik-kebudayaan yang ditunjukkan Sitor membuatnya lengkap sebagai sosok sastrawan yang memiliki sikap kenegarawanan yang tinggi," papar Hasto dalam pernyataannya, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Hasto banyak berharap pemerintah bisa memberikan perhatian serius terhadap Sitor. Caranya dengan mewujudkan salah satu wasiat yang tertuang di dalam karya Sitor, yakni pulang ke Tanah Air.
"Spirit yang digelorakan Presiden Jokowi agar Indonesia berkepribadian dalam kebudayaan juga disarikan dari perjuangan para sastrawan seperti Sitor Situmorang," jelas Hasto.
Ini sajak 'Tatahan Pesan Bunda' karya Sitor yang dimaksud Rizal:
Bila nanti ajalku tiba
Kubur abuku di tanah Toba
Di tanah danau perkasa
Terbujur di samping Bunda
Bila ajalku nanti tiba
Bongkah batu alam letakkan
Pengganti nisan di pusara
Tanpa ukiran tanpa hiasan
Kecuali pesan mahasuci
Restu Ibunda ditatah di batu
Si Anak Hilang telah kembali!
Kujemput di pangkuanku!
(mok/rmd)