Debat Sengit Soal Bandar Munas Golkar

Golkar Pecah

Debat Sengit Soal Bandar Munas Golkar

- detikNews
Senin, 22 Des 2014 16:42 WIB
Jakarta - Di tengah upaya islah, muncul statement keras dari Bambang Soesatyo soal bandar Munas rekonsiliasi. Peryataan Bendahara Umum Golkar kubu Aburizal Bakrie ini pun memantik bara dalam sekam.

"Mau bikin munas mahal, siapa yang biayain, emang ada bandarnya? Kita aja megap-megap mau munas lagi, emang lu pikir duit nenek moyang lu?" kata Bambang setengah berkelakar, saat berbincang dengan detikcom, Senin (22/12/2014).

Pernyataan itu memunculkan pertanyaan besar soal siapa bandar Munas Golkar. Benar saja, kubu Agung Laksono yang menggelar Munas di Ancol, Jakarta langsung bertanya balik soal bandar Munas kubu Ical di Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia bikin (Munas Bali) itu siapa yang jadi bandar? Itu omongan nggak pantas. Kalau orang berpikir negatif, orang lain berpikir positif pun akan dianggap negatif!" kecam Waketum Golkar kubu Agung Laksono, Yorrys Raweyai, di kantor DPP, Jl Anggrek Neli, Slipi, Jakarta, Senin (22/12/2014).

Penggagas Munas rekonsiliasi, Hajriyanto Thohari pun nimbrung. "Ini memerlukan sumber daya yang besar sekali, yaitu sumber daya manusia yang netral dan imparsial serta sumber daya dana yang sangat besar. Pasti hanya Bambang Soesatyo yang terkenal kaya raya itu yang bisa menggelarnya," kata Hajri.

"Kalau para pemrakarsa munas rekonsiliasi sendiri pastilah tidak mampu membiayainya kecuali dibandari oleh Bambang. Saya dengar-dengar Bambang sedang mempertimbangkannya. Dengar-dengar sih...Saya rasa satu saja dari beberapa private jet punya Bambang Soesatyo cukup untuk membiayai rekonsiliasi. Apalagi kalau ditambah sedikit dari hasil eksplorasi pertambangannya kalau ada," candanya.

Pertanyaan soal bandar Munas Golkar pun sama ramainya dengan isu money politics yang santer terdengar di arena Munas partai beringin.

Memang pertanyaan besar yang belum terjawab benar adalah siapa bandar Munas rekonsiliasi?

(van/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads