"Indonesia bukan tanah subur untuk itu tapi kita bisa waspadai," â kata Azyumardi Azraâ dalam diskusi Perkembangan ISIS dan Terorisme di Indonesia dan Penanggulangannya di gedung Pasca sarjana UI, Jalan Salemba, Jakarta Pusat, Senin (22/12/2014).
Dia mengatakan perkembangan ISIS di suatu negara dipengaruhi beberapa faktor di antaranya instabilitas politik dan khilafah. Menurutnya, kelompok ini berkembang di negara-negara Islam karena adanya ketimpangan politik dan adanya beberapa kelompok yang merasa aspirasinya tidak tersalurkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, karena gerakan ini mengikutkan idealisme agama di dalamnya, maka ia justru memperingatkan adanya gerakan-gerakan Islam garis keras yang merambah masjid-masjid kampus.
"Penanganannya harus progresif mulai dari sekolah, para penguasa kampus masjidnya jangan sampai dikuasai dikuasai kelompok garis keras," ucapnya.
Ia juga mengingatkan bahwa pemberantasan ISIS di Indonesia tak bisa hanya mengandalkan aparat pemerintah dan aparat hukum. Dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, hukum dan masyarakat. Caranya cukup mudah dengan mewaspadai rumah ibadah di lingkungan sekitar.
"Karena biasanya mereka bilangnya buka puasa tapi ternyata mengumpulkan orang dan mendeklarasikan ISIS," ucapnya.
(ndr/mad)