Gulat Manurung, pengusaha sawit yang didakwa menyuap Gubernur Riau nonaktif Annas Maamun memang memiliki kedekatan dengan sang pejabat. Sebelum penyerahan uang suap, Gulat juga pernah mengeluarkan Rp 200 juta, dengan maksud agar pemberitaan di sejumlah media mengenai kasus pelecehan seksual yang dikaitkan dengan Annas tidak lagi diberitakan.
Hal itu terungkap dari kesaksian Pemimpin Umum Koran Riau Edi Ahmad, dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di penyidikan yang dibacakan kembali saat dia bersaksi di persidangan. Edi menceritakan, sebelum penyerahan uang yang berujung tangkap tangan, dia pernah mendapatkan tugas lain.
Dia diberi uang Rp 200 juta oleh Gulat, dengan tujuan untuk pengamanan pemberitaan di sejumlah media nasional. Sebelum penyerahan uang itu, Edi juga sudah dikontak Annas, untuk membantu 'operasi pengamanan' pemberitaan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan Metro TV, saya melalui staf menyerahkan ke Kahfi Siregar. Saya minta bantuan ke dia supaya tidak ditayangkan," jawab Gulat.
"Lalu apakah setelah ada penyerahan uang, memang tidak tayang," tanya hakim Joko lagi.
"Tidak berhasil yang mulia," jawab Gulat.
Dikonfirmasi usai persidangan, Edi mengatakan, dia kenal dekat dengan Kahfi Siregar. Oleh karena itulah, dia meminta Kahfi untuk membantu memenuhi permintaan Annas Maamun.
"Kebetulan aku kenal sama Kahfi. Kahfi kan mantan wartawan. Aku minta bantu dia supaya jangan tayang. Anggota aku si Azrik yang kirimkan uangnya ke rekening Kahfi," ujar Edi.
"Itu Pak Annas yang telepon awalnya. 'Ed soal kasus pelecehan seksual itu tolong bisa dibantu jangan ditayangkan'. Semua saya kirim ke Kahfi, saya tidak mengambil sama sekali," sambungnya.
Sebelum tertangkap KPK pada akhir September lalu, Annas memang erat dikaitkan dengan kasus pelecehan seksual, di mana dia menjadi pihak terlapor. Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan dari Kahfi Siregar.
(fjp/ndr)