"Lima tahun tidak cukup. Solusinya bukan hanya memperbaiki masalah di Dayeuh Kolot tapi juga dari hulu Sungai Citarum," kata dosen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) Ir. Yuniati Zevi, M.T., M.Sc., Ph.D saat berbincang dengan detikcom, Senin (22/12/2014).
Pengajar di Kelompok Keahlian Rekayasa Air dan Limbah Cair ini menjelaskan bahwa kawasan Dayeuh Kolot adalah cekungan yang letaknya lebih rendah daripada Kota Bandung. Tahun ini, banjir dirasa lebih parah daripada tahun-tahun sebelumnya diperkirakan akibat pendangkalan sungai dan intensitas hujan yang tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak alternatif solusi yang sudah diberikan untuk mengatasi permasalahan banjir di Kabupaten Bandung ini mulai dari normalisasi sungai hingga rekayasa air. Salah satu penelitian yang digagas Yuni terkait banjir di Citarum adalah water recharging. Limpasan air hujan dikurangi dengan meningkatkan daya resap air.
"Run off (limpasan) di kawasan itu dikurangi dengan cara dimasukkan ke drainase dan inflitrasi ke tanah. Konsepnya juga dengan bio retention yaitu menggunakan tanaman," ujar pemegang gelar doktor dari Cornell University, New York, Amerika Serikat ini.
Yuni menilai target pemerintah untuk mengatasi banjir Kabupaten Bandung dalam 5 tahun adalah langkah yang cukup berani. Hanya saja, programnya harus jelas dan terintegrasi.
"Malahan ada yang berpendapat bahwa kawasan itu sudah tidak layak huni. Kalau mau diperbaiki, apa rencananya? Lima tahun ini cukup berani menurut saya. Tidak apa-apa bikin target asal jelas programnya," pungkas Yuni.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi meninjau kawasan banjir Baleendah bersama Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. Yuddy yang mengaku diutus Presiden Joko Widodo ini menyatakan optimistis bahwa persoalan banjir tersebut akan rampung dalam 5 tahun kepemimpinan Jokowi-JK.
"Membuat roadmap penanganan banjir yang permanen di wilayah tersebut, 5 tahun ke depan harus sudah beres," kata politisi Hanura ini saat berbincang dengan detikcom, Minggu (21/12/2014).
(imk/ahy)