"Saya tadi memantau sampai ke pemukiman yang terendam banjir paling dalam, sampai yang tidak ada penghuninya. Ini untuk menjadi pembahasan nanti bersama. Karena banjir ini kan terus menerus berulang setiap tahun sejak 1990," ujar Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandy usai memantau banjir dengan berperahu karet di Kampung Cieuteung, Baleendah, Kabupaten Bandung, Minggu (21/12/2014).
Ia mengaku diutus langsung Presiden Jokowi untuk melihat lebih dekat banjir tahunan di Kabupaten Bandung ini. Presiden, kata dia, meminta masalah ini diselesaikan secara permanen. "Tahun ini (ketinggian air) dua meter, tahun depan 1 meter, trus tahun depannya lagi 50 centimeter, lalu 20 centimeter, hingga tahun kelima tidak lagi terjadi banjir di sini," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tempat yang sama, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengaku sudah mempunyai roadmap untuk mengatasi banjir di Kabupaten Bandung. Namun dibutuhkan campur tangan pemerintah pusat karena ini menyangkut lintas sektoral.
"Tidak bisa kita hanya membereskan hilirnya, namun hulunya dibiarkan. Meski pun di sini dibenahi, kalau di hulunya tidak ya percuma. Jadi dari hulu hingga hilir harus sama-sama dibenahi," katanya.
Karena itu ia meminta anggaran untuk merevitalisasi kawasan hilir dan hulu sama besarnya. "Jangan hanya di hilir yang besar, sementara hulunya kecil. Masalah banjir ini harus diatasi dengan progresif," tandasnya.
Sebanyak 15 ribu rumah di tiga Kecamatan yaitu Bojongsoang, Baleendah, dan Dayeuhkolot terendam sejak Jumat lalu. Meski hari ini terjadi penurunan ketinggian air, namun akses jalan dari Bandung menuju Banjara atau Ciparay terputus di pasar Dayeuhkolot. Jalanan masih terendam air dengan ketinggian 40 cm. Sementara di pemukiman, ketinggian air masih mencapai 2 meter.
Β
(ern/ern)